Di
tengah pesatnya gempuran pengaruh budaya pop terhadap kalangan anak muda jaman
sekarang, sedikit sekali--kalau tidak mau dibilang tidak ada--anak muda yang
tertarik dengan sejarah. Anak jaman sekarang lebih mengetahui tahun pembentukan
boy band yang sedang populer, ketimbang tahun-tahun bersejarah di tanah
kelahirannya. Inilah tugas berat yang harus dipikul oleh semua kalangan, mulai dari
pemerintah, akademisi, praktisi, dan kalangan profesi. Karena seperti yang
pendiri republik ini sampaikan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
sejarah. Bangsa yang menghargai perjuangan para pahlawannya. Semangat
inilah yang sedang dibangun oleh Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Banten yang
bekerjasama dengan Kremov Picture, sebuah rumah produksi yang melahirkan film
sejarah Ki Wasyid dengan latar belakang Geger Cilegon 1888.
Senin (23/9/2013), bertempat di lantai dua, ruang audio visual, Perpustakaan
Daerah Propinsi Banten, Jalan Pakupatan Serang, diskusi mengenai film Ki Wasyid
digelar. Darwin Mahesa, sang sutradara film tersebut dihadirkan sebagai
narasumber sekaligus penyaksi kebangkitan semangat kolektif untuk menghargai
sejarah masa lalu di Banten. "Generasi muda Banten saat ini lupa sejarahnya sendiri, diharapkan dengan
film ini mereka paham siapa Ki Wasyid," kata Darwin Mahesa. Sementara Sulaiman Djaya, budayawan dan penyair Banten mengatakan, peristiwa
Geger Cilegon bukan hanya menceritakan soal pemberontakan, setidaknya ada dua
sebab psikologis yang memicunya.
Pertama adalah peristiwa penembakan kerbau-kerbau Ki Wasyid. Kedua peristiwa
seorang istri penguasa Belanda, van Goebl yang sedang sakit gigi mengeluh
karena merasa terganggu oleh suara azan. "Lalu Van Goebl memaki muazin dan bertanya dengan bengis, apakah Tuhan
kalian tuli sampai kalian harus berteriak-teriak memanggilnya?" kata
Sulaiman Djaya. Berbeda dengan Darwin Mahesa dan Sulaiman Djaya, Farid Ibnu Wahid, salah
seorang aktor Teater Studio Indonesia yang pernah menggarap isu yang sama dalam
pertunjukan "Bicaralah Tanah" mengapresiasi karya film Darwin. Namun,
Farid menyayangkan kedangkalan riset dalam film tersebut. Film Ki Wasyid akan ditayangkan di studio 21 Cilegon pada tanggal 25 september
2013 untuk undangan, dan umum bisa menyaksikan pada tanggal 28 September 2013. Sejarah baru memang harus dibangun lewat sejarah-sejarah sebelumnya. Semoga
bangsa ini menjadi besar oleh generasi yang menghargai sejarah....(Rus). Sumber:
http://www.bantenhits.com/wisata-budaya/2385-film-ki-wasyid-dan-kebangkitan-menghargai-sejarah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar