“Dalam konteks linguistik, bahasa Semit
adalah sub-kelompok dari keluarga besar bahasa Afro-Asiatik. Dan induk bahasa
Afro-Asiatik adalah kawasan Nusantara (Indonesia dan sekitarnya)"
Kajian
Linguistik
Kata "Semit" adalah sebuah
kata sifat yang berasal dari nama Sem (Shem), salah satu dari tiga putra Nuh dalam Alkitab (Kejadian
5:32; 6:10; 10:21), atau lebih tepatnya dari turunan alihaksara
Yunani, yaitu Σημ (Sem). Dalam bentuk kata benda mengacu pada seorang
yang termasuk keturunan rumpun bangsa Semit. Istilah "Semit" sendiri diberikan
kepada anggota dari berbagai suku bangsa yang menggunakan bahasa-bahasa dalam
rumpun bahasa Semit kuno maupun modern, yang umumnya berdiam di Timur Dekat,
termasuk; Akkadia
(Asyur dan Babel), Ebla, Ugarit, Kanaan, Fenisia (termasuk
Kartago),
Ibrani (Israel, Yehuda dan Samaria), Ahlamu, Aram, Kasdim, Amori, Moab, Edom,
Hyksos, Ismael, Nabatean, Maganites, Sheba, Sutu, Ubarit (Iram of the
Pillars), Dilmunites, Bahrani, Malta, Manda, Sabian, Siriak, Mhallami,
Amalek, Palmyra dan Etiopia. Pertama kalinya diusulkan oleh Ludwig Schlözer
untuk merujuk bahasa-bahasa yang terkait kepada bahasa
Ibrani, dalam buku suntingan Johann Gottfried
Eichhorn, "Repertorium", vol. VIII (Leipzig, 1781), halaman 161.
Melalui buku Eichhorn ini nama tersebut digunakan secara umum. Dalam bukunya
"Geschichte der neuen Sprachenkunde", pt. (Göttingen, 1807) nama itu
sudah menjadi istilah teknis yang permanen.
Makna linguistik modern
"Semit" berasal dari Alkitab meskipun kata "Semit" sendiri
tidak sesuai dengan penggambaran dengan Alkitab. Dalam konteks linguistik,
bahasa Semit adalah sub-kelompok dari keluarga besar bahasa "Afro-Asiatik",
dan induk bahasa Afro-Asiatik adalah kawasan Nusantara: Indonesia dan
sekitarnya (menurut klasifikasi Joseph Greenberg yang diterima secara luas) dan
termasuk, antara lain: bahasa Akkadia, yaitu bahasa kuno Babel dan Asyur, bahasa orang
Amori, Amharik, bahasa resmi Ethiopia, Tigrinya, bahasa diucapkan di Eritrea dan di utara
Ethiopia, bahasa
Arab; bahasa
Aram, masih digunakan di Irak, Iran,
Suriah, Turki dan Armenia oleh
orang Kristen Asyur-Kasdim dan Mandean, Kanaan, bahasa Ge'ez, bahasa kuno dari Eritrea dan Ortodoks
Ethiopia yang berasal dari Yaman, bahasa Ibrani, Maltese, Fenisia atau
Punisia, Suryani (suatu bentuk bahasa Aram), dan Arab Selatan, bahasa kuno
Sheba / Saba, yang saat ini termasuk Mehri, dituturkan hanya oleh minoritas
kecil di bagian selatan Semenanjung Arab.
Istilah seperti "Semit" dan
"Hamit" kini tidak banyak digunakan, dan kadang-kadang bahkan
dianggap ofensif, karena mengandung konotasi "rasial".
Bentuk-bentuk adjektiva "Semit" dan "Hamit" lebih lazim, meskipun
istilah 'Hamit' yang kabur telah ditinggalkan di kalangan akademik arus utama
pada 1960-an.
Istilah Semit masih lazim digunakan untuk Bahasa-bahasa Semit, sebagai sub-kelompok dari bahasa
Afro-Asia, yang merujuk kepada warisan linguistik yang sama dari bahasa Arab, Aram, Akkadia,
Ethiopia, Ibrani
dan Fenisia. Istilah Semit juga digunakan dalam
ungkapan "anti-Semit" untuk merujuk kepada prasangkat rasial,
etnis, atau budaya yang semata-mata ditujukan kepada orang Yahudi.
Berikut
ini adalah daftar suku bangsa pemakai rumpun bahasa Semit kuno dan modern. Mandaen: Akkadia (Asyur/Babilonia) - bermigrasi ke Mesopotamia
di milenium ke-4 SM dan bergabung dengan penduduk Mesopotamia non-Semit (Sumeria) menjadi
bangsa Asyur dan Babel sejak Zaman Perunggu Akhir [3][4] Sisa
keturunan orang-orang ini menjadi orang Asyur Kristen modern (juga dikenal
sebagai "Chaldo-Assyrians") di Irak, Iran, Turki tenggara serta
timur laut Suriah.
Ebla - abad ke-23
sebelum Masehi. Kasdim
- muncul di selatan Mesopotamia sekitar tahun 1000 SM dan akhirnya melebur
hilang ke dalam populasi umum Babel. Aram: abad ke-16 sampai ke-8 SM [5] / Akhlames
(Ahlamu) abad ke-14 SM. Penduduk Kristen Suryani modern di Suriah sebagian besar
adalah orang Aram, dengan minoritas orang Asyur di bagian timur laut. Mhallami
- Minoritas kecil Siria-Aram yang masuk Islam sekuler tetapi mempertahankan
identitas Suryani. Ugarit
- abad ke-14 sampai ke-12 SM. Sutean - abad ke-14 SM. Suku-suku bangsa pemakai
bahasa Kanaan
pada zaman Besi awal: Amori — abad ke-20 SM, Amon,
Edom, Amalek, Ibrani/Israel
— mendirikan negara kerajaan Israel yang kemudian terpecah menjadi Kerajaan Samaria dan Kerajaan
Yehuda. Sisa-sisa keturunannya menjadi bangsa Yahudi dan Samaria. Moab, Fenisia/Kartago —
mendirikan koloni-koloni di sekitar Laut Tengah
termasuk Tirus, Sidon dan Kartago.
Sisa-sisa keturunannya menjadi orang Maronit modern di
Libanon. Penduduk
berbahasa Arab Selatan Tua. Sabean di Yaman — abad ke-9
sampai ke-1 SM. Sheba, Ubarit (Iram of the Pillars),
Magan (atau "Majan"). Penduduk
berbahasa Etio-Semitik di Etiopia. Kerajaan Aksum (Aksumit) — abad ke-4 SM sampai abad
ke-7 M. Arab, Bedouin berbahasa
Arab Utara Kuno. Arab Gindibu - abad ke-9 SM. Suku Kedar abad ke-7 SM keturunan Ismael dan keturunan
dari Kedar, putra leluhur Ismael. Lihyan — abad ke-6 sampai ke-1 SM. Thamud — abad ke-2 sampai ke-5 M. Ghassanid —
abad ke-3 sampai ke-7 M. Nabath — Campuran pemakai bahasa Aram dan Arab. Orang Malta.
Tentang Sem
Sem (שֵׁם "terkenal;
kemakmuran; nama", Ibrani Standar Šem, Ibrani
Tiberias Šēm; bahasa Yunani Σημ, Sēm; bahasa Arab
سام; Ge'ez Sham) adalah salah satu
dari anak-anak Nuh di
dalam tradisi Yahudi
dan Kristen.
Ia biasanya dianggap sebagai anak tertua, meskipun beberapa tradisi menyebutnya
sebagai anak yang kedua. Kejadian 10:21 merujuk kepada usia Sem dan saudaranya Yafet, tetapi tidak
jelas, sehingga menghasilkan terjemahan yang berbeda-beda. Ayat ini
diterjemahkan dalam KJV demikian: "Unto
Shem also, the father of all the children of Eber, the brother of Japheth
the elder, even to him were children born." Bagi Sem pula, bapak dari semua anak Eber, saudara dari Yafet
yang lebih tua, bahkan kepadanya dilahirkan anak-anak." Namun,
New American
Standard Bible menerjemahkan: "Also to Shem, the father of all the
children of Eber, and the older brother of Japheth, children were
born."
Juga
bagi Sem, bapak dari semua anak Eber, dan abang dari Yafet, dilahirkan
anak-anak." Kejadian
11:10 mencatat bahwa Sem berumur 100 tahun ketika Arpakhsad dilahirkan, dua
tahun setelah air
bah, sehingga ketika banjir melanda usianya 98 tahun. Setelah itu, ia hidup
500 tahun lagi, sehingga umurnya pada saat kematiannya adalah 600 tahun. Sem
hidup semasa dengan ayahnya, Nuh, selama 448 tahun (1Taw 1:4). Dia hidup semasa
dengan Ishak
sampai Ishak berumur 110 tahun dan hidup semasa dengan Yakub sampai Yakub
berumur 50 tahun. Dia hidup semasa dengan 15 generasi bapa leluhur dari Metusalah
(kedelapan) sampai dengan Yakub (ke-20). Sem disebutkan dalam Kitab
Kejadian 5:32, 6:10; 7:13; 9:18,23,26-27; 10; 11:10; juga dalam 1 Tawarikh 1:4.
Menurut sejarah Islam pada masa kerasulan Nabi Isa, dikatakan bahwa Sem
pernah dibangkitkan kembali oleh Isa, ketika ada permintaan dari Bani Israel.
Silsilah lengkapnya adalah Sem bin Nuh bin Lamik bin
Metusyalih bin Khanukh
bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Anak-anak Sem
adalah Elam, Asyur, Aram, Arpakhsad dan
Lud, selain sejumlah anak
perempuan. Abraham
adalah masih keturunan Syam, oleh penganut ajaran samawi dianggap sebagai
leluhur dari bangsa Ibrani dan Arab.
Menurut Damrah bin Rabiah dari
Ibnu Ata dari Ayahnya bahwa Syam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan
berambut indah. Sem adalah leluhur beberapa bangsa di Timur
Tengah; ia adalah nenek moyang Elam, Asyur,
Arpakhshad
atau Arpakhaxad (menurut Yosefus, Khaldea, yang kemudian menurunkan
bangsa Ibrani
dan Arab),
Lud (Lidia) dan Aram (Suriah).
Silsilah
Silsilah lengkapnya adalah Sem bin Nuh bin Lamik bin
Metusyalih bin Khanukh
bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Anak-anak Sem
adalah Elam, Asyur, Aram, Arpakhsad dan
Lud, selain sejumlah anak
perempuan. Abraham
adalah masih keturunan Syam, oleh penganut ajaran samawi dianggap sebagai
leluhur dari bangsa Ibrani dan Arab.
Menurut Damrah bin Rabiah dari
Ibnu Ata dari Ayahnya bahwa Syam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan
berambut indah. Sem adalah leluhur
beberapa bangsa di Timur Tengah; ia adalah nenek moyang Elam, Asyur, Arpakhshad
atau Arpakhaxad (menurut Yosefus, Khaldea, yang kemudian menurunkan
bangsa Ibrani
dan Arab),
Lud (Lidia) dan Aram (Suriah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar