Oleh Denny Siregar
Seorang teman bertanya,
"saya sudah membaca kisah-kisah para pemberani di Karbala. Tapi adakah yang
seperti mereka sekarang ini?"
Aku tersenyum, kuhirup
kopiku. Maukah kuceritakan tentang hantu-hantu kematian Amerika? Dengarlah
cerita tentang Sayyid Hassan Nasrallah. Dialah pemimpin pasukan Hezbollah yang
sangat ditakuti Israel. Wajahnya sering terlihat, tapi sosoknya sulit
diketahui.
Satu kata darinya,
"Kita berangkat.." maka separuh penduduk Libanon menghilang dan tiba-tiba
sudah ada di medan perang. Mereka yang di Libanon dikenal sebagai tukang sapu,
penjual buah-buahan di pasar, supir taksi menjadi satu pasukan yang handal yang
kemampuannya disegani kawan maupun lawan.
Selain Sayyid Hassan
Nasrallah, Jenderal Perang yang ditakuti adalah Maher Al Assad. Maher Assad
adalah adik kandung Bashar Assad, Presiden Suriah. Profilnya sulit ditemukan
karena memang ia tidak pernah muncul dalam forum resmi karena menolak untuk
difoto. Tapi "hasil kerja"nya sangat nyata. Bertahun-tahun beberapa
negara menggempur Suriah untuk menggulingkan Bashar, tapi mereka tidak pernah
berhasil. Sang Jenderal misterius ini berhasil menjadikan tentara Suriah yang
berkarat menjadi mesin perang yang efektif dan solid.
Musuh tidak mampu
melemahkan pasukan Maher. Mereka hanya mampu menghembuskan isu bahwa ia
kehilangan kakinya dan tewas saat perang. Tapi isu itu tidak pernah terbukti,
dan pasukan Suriah tetap jaya sampai kini...."
Temanku terlihat kagum
mendengar nama-nama yang jarang di dengarnya.
"Jika kamu kagum
dengan dua panglima perang itu, kuceritakan lagi siapa dedengkotnya yang
membuat Amerika ketakutan...
Dialah Jenderal Qasim
Sulaimani. Pimpinan pasukan Quds, sayap dari Garda Revolusi Iran. Tugasnya
adalah membangun kekuatan-kekuatan Iran di luar negeri, seperti di Lebanon,
Suriah, Irak, Yaman dan Palestina.
Jenderal Qasim Sulaimani
sangat ditakuti Amerika karena ia bisa berada di beberapa tempat sekaligus.
Satu waktu, AS melihatnya di Irak sedang mengatur masuknya 2000 pasukan khusus
Iran. Ia terlihat santai tanpa dikawal siapapun. Dan pada waktu yang berdekatan,
AS juga melihatnya di Lebanon sedang bertemu Sayyid Hassan Nasrallah.
Sosoknya sangat misterius.
Dan begitu banyak isu dihembuskan kepadanya. Jenderal-jenderal AS segan
kepadanya dan menghormati semua kerjanya. Kekalahan AS di Irak, Suriah dan
Palestina selalu ada jejak tangan dingin sang Jenderal.."
Temanku terdiam dan
kulihat ia belum meminum kopinya.
"Dan kamu tahu satu
hal yang penting?"
"Apa itu ?" Tanyanya.
"Para panglima perang
yang ditakuti oleh lawan dan memegang kekuasaan atas militer itu, tidak
sedikitpun tergoda oleh kursi kekuasaan. Mereka sangat loyal dan keloyalan
mereka karena mereka memahami agamanya dengan baik. Mereka bukan penghianat.
Sayyid Hassan Nasrallah
tidak tertarik menjadi pemimpin Lebanon, Maher Assad selalu dibelakang
kakaknya, dan Jenderal Qassim Sulaimani selalu bergerak dalam perintah Rahbar
Ali Khamenei.
Mereka seperti setianya
Imam Ali bin Abi Thalib as kepada Nabinya.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar