Ketika seseorang memaksa
kita memilih di antara dua alternatif sedangkan sebenarnya ada lebih dari dua
alternatif, dia melakukan kekeliruan Ya atau Tidak.
Contoh A
Patrick Henry: “Berikan
aku kebebasan atau aku mati!”
Wartawan berita: “Tidakkah itu terlalu ekstrim menurut anda?”
Henry: “Apa? Terlalu berlebihan kalau aku menyerahkan hidupku kepada negaraku?”
Wartawan: “Bukan, anda berteriak di telingaku.”
Henry: “Nenek moyangmu mengorbankan hidup, harta, dan kehormatan mereka demi membawa kebebasan kepada anak-cucu mereka. Kebebasan yang anda nikmati saat ini! Anda memintaku mengurangi volume suaraku? Tidakkah kau malu?”
Wartawan: “Yaa.. mungkin anda benar, tetapi bagaimana dengan ultimatum anda? Tidakkah ada opsi lain?”
Henry: “Opsi! Kita dari koloni akan dibelenggu kaki tangan oleh Raja George yang kejam dan anda ingin aku memberi anda opsi! Ku katakan pada anda tidak ada pilihan untuk kita hari ini kecuali berjuang untuk kebebasan atau mati sebagai budak!”
Wartawan: “Bung, aku punya beberapa pilihan. Bagaimana kalau pindah ke Tahiti?”
Henry: “Berikan aku kebebasan atau berikan aku Tahiti….. tapi aku pikir itu tidak akan sesuai dengan Jenderal Washington!”
Wartawan berita: “Tidakkah itu terlalu ekstrim menurut anda?”
Henry: “Apa? Terlalu berlebihan kalau aku menyerahkan hidupku kepada negaraku?”
Wartawan: “Bukan, anda berteriak di telingaku.”
Henry: “Nenek moyangmu mengorbankan hidup, harta, dan kehormatan mereka demi membawa kebebasan kepada anak-cucu mereka. Kebebasan yang anda nikmati saat ini! Anda memintaku mengurangi volume suaraku? Tidakkah kau malu?”
Wartawan: “Yaa.. mungkin anda benar, tetapi bagaimana dengan ultimatum anda? Tidakkah ada opsi lain?”
Henry: “Opsi! Kita dari koloni akan dibelenggu kaki tangan oleh Raja George yang kejam dan anda ingin aku memberi anda opsi! Ku katakan pada anda tidak ada pilihan untuk kita hari ini kecuali berjuang untuk kebebasan atau mati sebagai budak!”
Wartawan: “Bung, aku punya beberapa pilihan. Bagaimana kalau pindah ke Tahiti?”
Henry: “Berikan aku kebebasan atau berikan aku Tahiti….. tapi aku pikir itu tidak akan sesuai dengan Jenderal Washington!”
Jelas bahwa argumen asli
Patrick Henry berbeda daripada yang terakhir. Namun kalau kita perhatikan
penyataan Henry “berikan aku kebebasan atau aku mati” adalah dilema yang
dibuat-buat antara dua pilihan.
Saat seseorag mencoba
untuk menggunakan kekeliruan ini, biasanya salah satu opsinya konyol sehingga
yang mendengar terpaksa memilih opsi yang satunya. Kekeliruan ini menjadi jelas
saat kita menyadari bahwa ada lebih dari dua pilihan.
Contoh B
Johnny: “Ayah harus
belajar logika berasamaku atau aku tidak melakukannya!”
Ayah: “Kekeliruan ini disebut apa?”
Ayah: “Kekeliruan ini disebut apa?”
Johnny sebenarnya tidak
berusaha membuktikan apapun kepada ayahnya; dia hanya tidak mau belajar mata
pelajaran lain. Jadi Johnny telah mengemukakan dilema yang salah. Tetapi
ayahnya memecahkan masalah ini dengan menawarkan alternatif ketiga:
Ayah: “Ada pilihan lain:
kamu belajar logika atau kamu dihukum selama satu bulan. Kira-kira itu pilihan
lainnya.”
Contoh C
Ibu Mertua: “Maria sayang,
kau tidak akan menyekolahkan Johnny di sekolah negeri sehingga mereka tumbuh
sebagai anak lunak yang tidak berpendirian, khan?”
Anak mantu: “Tidak”
Ibu Mertua: “Bagus. Kalau begitu jangan berbicara yang buruk tentang Institut Nona Cecilia. Aku akan mengabaikan komentarmu tentang pengalaman anakku dengan guru-guru tersayang di sana. Aku yakin dia sudah agak lupa pengalamannya di sana. Dia tidak selalu anak yang baik waktu itu.”
Anak Mantu: “Kata Jim, mereka makan sedikit…”
Ibu Mertua: “Tolong hentikan semua itu. Tiga generasi keluarga DeMedichi mendapat pendidikan terbaik di lembaga itu. Kita tidak akan merubah itu bukan? Jadi semuanya sudah beres!”
Anak Mantu: “Kita tidak akan menyekolahkannya di sana.”
Ibu Mertua: “Namun kalau kita setuju bahwa sekolah pemerintah bukan tempat yang baik bagi anak-anak di keluarga ini, maka pendidikan di Institut Nona Cecilia adalah satu-satunya pilihan di kota ini. Kamu tidak akan pindah dari kota ini, bukan?”
Anak Mantu: “Tidak. Kami akan menyediakan pendidikan rumah untuknya.”
Ibu Mertua: “Kamu mau melakukan apa? Aku kaget mendengarnya. Tolong bantu aku ke sofa…”
Anak mantu: “Tidak”
Ibu Mertua: “Bagus. Kalau begitu jangan berbicara yang buruk tentang Institut Nona Cecilia. Aku akan mengabaikan komentarmu tentang pengalaman anakku dengan guru-guru tersayang di sana. Aku yakin dia sudah agak lupa pengalamannya di sana. Dia tidak selalu anak yang baik waktu itu.”
Anak Mantu: “Kata Jim, mereka makan sedikit…”
Ibu Mertua: “Tolong hentikan semua itu. Tiga generasi keluarga DeMedichi mendapat pendidikan terbaik di lembaga itu. Kita tidak akan merubah itu bukan? Jadi semuanya sudah beres!”
Anak Mantu: “Kita tidak akan menyekolahkannya di sana.”
Ibu Mertua: “Namun kalau kita setuju bahwa sekolah pemerintah bukan tempat yang baik bagi anak-anak di keluarga ini, maka pendidikan di Institut Nona Cecilia adalah satu-satunya pilihan di kota ini. Kamu tidak akan pindah dari kota ini, bukan?”
Anak Mantu: “Tidak. Kami akan menyediakan pendidikan rumah untuknya.”
Ibu Mertua: “Kamu mau melakukan apa? Aku kaget mendengarnya. Tolong bantu aku ke sofa…”
Saat seseorang sangat
berkomitmen terhadap satu pandangan tertentu dia seringkali mengabaikan atau
menekan pilihan lain yang mungkin.
Contoh D
Dokter berkata kepada
wanita yang sangat terpukul: “Menurutku hanya ada dua pilihan, suamimu akan
selamat dalam operasi ini atau tidak selamat. Tidak ada pilihan lain.” Dalam
kasus terakhir ini memang hanya ada dua kemungkinan dan ini bukan kekeliruan
“Ya atau tidak” [Diterjemahkan Ma Kuru dari
Buku The Fallacy Detective]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar