oleh Ilham
Ibrahim
Rasa penasaran saya memuncak ketika ada seorang kawan
membagikan sebuah video di youtube, judulnya cukup membius nurani dan akali:
“Dr. Zakir Naik Menghancurkan Argumen Mahasiswa Ateis”. Wiih, kata saya dalam
hati.
Semoga khalayak ramai yang akan membaca tulisan dari
penulis yang Maha Sok Tahu ini telah menonton dagelan yang dilakukan Zakir Naik
dalam durasi 10 menit 52 detik, jika belum karena nggak punya kuota, beli! Jika
males beli, pesan secangkir kopi di café terus manfaatkan wifi seganteng
mungkin.
Okay, banyak orang terutama Felix Siauw Lovers yang
terkagum-kagum akan penjelasan Zakir Naik tentang masalah evolusi ini hingga
onani pun tak bisa dihindari, crot! Seakan Zakir Naik adalah fasilitator
faping dalam menggebu-gebunya birahi untuk mencari kesalahan evolusi,
cairan kentalnya secara crot! dimana-mana, seperti tak mempunyai etika
beronani, mereka sukses mendapatkan fantasi yang luar biasa dari Zakir Naik,
sehingga apa yang dikatakan oleh Zakir Naik adalah kebenaran mutlak yang tidak
bisa digugat ke Mahkamah Konstitusi.
Pertanyaan pokok dari mahasiswa kedokteran yang
bernama Adnan Jahangir ini sebenarnya sederhana namun cukup untuk membuat
pusing kepala Berbie: Apa pandangan Islam tentang evolusi?
Menurut saya, cara Zakir Naik menjawab, sungguh tidak
beradab. Ia terjebak dalam kolam lumpur jahannam yang bernama ad-hominem,
menyerang pribadi lawan debatnya. Suatu hal yang tidak pernah dilakukan dalam
perdebatan antara Al-Ghazali vs Ibnu Rusyd tentang filsafat atau twitwar antar
seleb twit: Ustadz@Sahal_AS vs @Jonru, maupun ulama terdahulu.
Benar kata Syed Nequid Al-Attas, faktor utama
kemunduran umat Islam adalah "the lost of adab" dan perilaku
Zakir Naik ini membenarkannya.
Pada ke menit 02:04, menurut Zakir Naik, tidak ada
satu pun buku yang membicarakan tentang fakta evolusi. Benarkah? Ketahuilah
saudara-saudaraku yang beronani, kemungkinan besar Zakir Naik ini tidak
mempunyai waktu yang lapang untuk membaca buku Selfish Gene, The
Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution dan The Blind
Watchmaker karya Richard Dawkins, hidupnya habis hanya untuk dakwah tapi
sayangnya mendakwahi dirinya sendiri tidak pernah sehingga ia terlalu cepat
untuk menyimpulkan kemudian disampaikan pada jamaah yang sedang sange tentang
kesalahan evolusi.
Ada kemungkinan besar yang dibaca oleh Zakir Naik
untuk memahami evolusi ini adalah buku puisinya Harun Yahya yang berjudul
"Atlas of Creation".
Kemudian pada menit selanjutnya, retorika Zakir Naik
sukses membuat kagum orang-orang yang sedang beronani di hadapannya, menurutnya
teori evolusi hanyalah sebuah teori, bukan fakta. Jika pernyataan ini sampai
terdengar ke telinga Richard Dawkins, kemungkinan kecil, dia akan marah,
kemungkinan besarnya, dia akan menulis buku lagi yang berjudul “The Zakir
Delusion”.
Si Mahasiswa kedokteran ini benar, kasus evolusi sama
seperti gravitasi. Dahulu kala nih, ada seorang bujang sedang beristirahat di
sebuah pohon apel, kemudian buahnya jatuh mengenai kepala si bujang itu.
Fenomena jatuhnya apel tersebut kemudian dikembangkannya dan melahirkan sebuah
teori gravitasi.
Nah, teori gravitasi dari Newton ini baru menjadi
fakta setelah Einstein menemukan Teori Relativitas Umum. Hal ini sama dengan
evolusi. Dulu Darwin hanya menawarkan “Teori”nya, namun berselang satu abad kemudian
dibuktikan dan menjadi fakta oleh para pengikutnya, kalian bisa tanya langsung
sama Richard Dawkins, doi aktif di twitter, @richarddawkins. Jadi, klaim Zakir
Naik tentang evolusi hanyalah sebuah teori, bukan fakta, sungguh terrrlaluu!
Karena itulah, sebenarnya pengetahuan Zakir Naik
tentang evolusi ini kurang lebih sama seperti otak manusia 157 tahun yang lalu
ketika Charles Darwin menerbitkan bukunya: The Origin of Species pada tahun
1859. Dimana ia masih berpedoman bahwa evolusi adalah teori.
Kesalahpahaman Zakir Naik tentang evolusi ini semakin
membuat kejang-kejang orang yang sedang beronani, menurutnya manusia berasal
dari monyet/kera. Menurut saya, ini asumsi yang sudah paling usang dan harus
dikubur hidup-hidup agar tidak ada dusta di antara kita. Saya tantang bagi
siapa pun untuk menunjukan dan memperlihatkan, adakah kutipan dari para
evolusionis, misal dari buku Charles Darwin "the origin of species"
atau dalam buku Richard Dawkins "Selfish Gene", yang
menyatakan bahwa MANUSIA BERASAL DARI KERA?
Jika ada tolong tunjukan halaman berapa. Namun jika
tidak ada, plis berhentilah untuk onani berjamaah, sebab sampai usiamu melebihi
jumlah asmaul husna pun takkan pernah menemui tulisan dari para
evolusionis yang menyatakan bahwa MANUSIA BERASAL DARI MONYET ATAU KERA.
Perlu diingat bahwa klaim manusia berasal dari kera
itu datangnya dari para Kreasionis, bukan dari Evolusionis. Saya tidak pernah
mendapatkan kutipan atau ungkapan dari semua buku-buku evolusionis yang
menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Menurut mereka, kera hanyalah
dipandang sebagai "sepupu jarak jauh". Itu artinya, semua makhluk
hidup baik yang di air atau di bumi juga sama seperti kera: sepupu jarak jauh.
Ada pun manusia mempunyai bentuk yang hampir mirip
dengan kera, itu karena 97% DNA kita sama dengan kera menurut seorang peneliti dari
Washington University's Genome Center, Richard
Wilson. Ini sama halnya dengan harimau dan
kucing di pinggir kota yang memiliki kesamaan DNA sekitar 98%. Ini ilmiah, ini
fakta, Zak!
Jika kita jeli melihat video ini, sebenarnya mahasiswa
kedokteran ini telah berhasil memojokan Zakir Naik dan membuat kaget manusia
yang sedang masuk tahap klimaks dalam beronani riya, tapi karena arogansi yang
lebih dimunculkan ketimbang argumen cerdas dari seorang Zakir Naik, maka dia
dengan keras untuk menghentikan mahasiswa ini disertai dengan bahasa yang
mengerikan: "ilmu kamu lemah", “saya seorang dokter”.
Zakir Naik, belagu kayak si Boy. Jadi, mengapa Zaik
Naik "mengusir" Adnan Jahangir? Apakah karena kehabisan waktu? BUKAN.
Tapi, karena Zaik Naik sudah hafal betul, jika diteruskan, maka ia akan kalah.
Saya juga terheran terhadap orang yang anti dengan
teori evolusi, sebab begini, bagaimana mungkin kita bisa menolak evolusi,
sedangkan yang dapat menjelaskan dengan sangat sederhana sesuatu yang rumit:
kompleksitas, adalah evolusi. Dalam evolusi, kompleksitas mahluk hidup bisa
dimengerti karena adanya seleksi alam. Nah menurut Dawkins, seleksi alam
ternyata bekerja pada tahap gen. Gen yang tidak mampu mereplikasi diri, kata
Dawkins, berarti gagal berevolusi.
Bagaimana dengan teori penciptaan? Apakah menjelaskan
kompleksitas makhluk hidup hanya dengan "kun! fayakun”, jadilah! Maka
jadi? Sekian dari saya, semoga fans Zakir Naik menghentikan
kegiatan onani berjamaahnya.