Setelah
berusaha melakukan pendekatan ke pihak rezim Saudi agar menghentikan intervensi
di Irak dan tidak mendapatkan respon positif, pemerintah Irak melalui Penasehat
Perdana Menteri, Mathlabi, menyatakan secara resmi adanya bukti-bukti otentik
yang membongkar jaringan Wahabi esktrem yang dibekali oleh fatwa-fatwa dan
doktrin serta indtruksi para tokoh dan pemimpin Wahabi dan pejabat pemerintah
Saudi yang menganjurkan pembunuhan masyarakat sipil Irak yang bermazhab Syi’ah.
Dalam
diskusi talk show di saluran televisi Al-Alam terungkap adanya skenario global
Amerika dengan kakitangan rezim Saudi melalui kelompok-kelompok teroris anti
pluralisme Muslim, terutama di Irak, Lebanon dan Timur Tengah, bahkan
Indonesia.
Menurut
seorang akademis Irak yang tinggal di London, Amerika memang sengaja
menggunakan kelompok-kelompok anti persatuan mazhab-mazhab Islam ini sebagai
cara untuk menakut-nakuti warga dan Pemerintah Irak agar mengharapkan kehadiran
Amerika di Irak.
Di
sisi lain, rezim Saudi dan rezim-rezim Arab pro Amerika yang lazim disebut
“poros moderat Arab” sengaja menciptakan ketegangan sektarian demi mengalihkan
perhatian warga Arab di Teluk dari proses demokrasi yang berjalan di Irak.
Sebagaimana diketahui Saudi dan rezim-rezim Arab di Teluk tidak menganut sistem
demokrasi, namun sangat dilindungi oleh Amerika Serikat yang menggunakan
standar ganda: kadang menggunakan HAM dan demokrasi sebagai kartu tekan dan
kadang mendukung rezim-rezim otoriter demi melindungi kepentingan imperialistiknya.
Seiring
dengan makin dekatnya realisasi penarikan pasukan AS di Irak, aksi biadab para
pelaku aksi teror terhadap warga sipil Muslim Syi’ah melalui pembunuhan, bom
bunuh diri dan peledakan mobil di Mousel dan propinsi-propinsi berpenduduk mayoritas
Syi’ah belakangan ini makin meningkat.
Yang
memprihatinkan, Muslim Syi’ah yang jumlahnya melampaui 65 persen dari total
penduduk setiap hari dipancing kesabarannya melalui pembantaian demi
pembantaian, malah dilukiskan oleh media-media pro rezim Wahabi sebagai pelaku
pembunuhan terhadap kaum muslimin Sunni. Tidak sedikit orang awam di Indonesia
yang terpengaruh dan terhasut oleh tayangan video yang dimanipulasi tersebut.
Aksi
teror kelompok wahabi ekstrem melalui Al Qaeda, Taliban dan ragam nama organisasi
telah menyebar dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu sasaran utama di
Asia Tenggara, karena posisinya yang sangat utama dalam peta dunia Islam.
Sudah
saatnya umat Islam di Indonesia secara khusus dan bangsa Indonesia serta
pemerintah secara umum melakukan antisipasi terhadap ciri-ciri wahabi ekstrem
yang dapat dikenali melalui cara berpakaian, gaya berbicara serta pola
komunikasi yang khas. Salah satu sentra dan pusat-pusat Wahabisme Rezim Saud
yang mesti disorot adalah lembaga-lembaga pendidikan asing yang mendidik
generasi muda Indonesia dengan doktrin Wahabi yang secara terangan-terangan
mengabaikan ke-Indonesiaan dan budaya lokal. Inilah mazhab horor
transnasionalis yang menjadi ancaman serius bagi NKRI dan persatuan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar