Puisi Sulaiman Djaya
Saatku terbangun dengan
nyala api di hatiku,
gerimis telah
meninggalkanku dalam sedih.
Daun-daun tersenyum
lembut,
burung-burung membacakanku
sebuah puisi.
Mataku yang lembab kembali
membara
oleh gairah riang
kanak-kanak.
Aku tak ingat lagi apa
yang dulu
Kau titipkan –yang kini
kugenggam.
Aku tak ingat dengan apa
Kau mencipta bara
sepasang mataku –yang
kadang membuatku
tak dapat melihat mereka
yang padam
bila hati-ku terlampau
membara karena cinta.
Kutahu setiap gerak adalah
langkah dan tangan
karena keriangan yang tak
pernah lelah –kutahu
Kaulah yang menyulut
gairah siang-malamku.
(2010)