Makhluk hidup seperti apa
dan bagaimanakah Kupu-Kupu itu? Secara umum, sebagaimana dapat kita baca dalam
buku-buku Biologi atau buku-buku pengetahuan alam lainnya, Kupu-Kupu (dan juga ngengat atau rama-rama) merupakan serangga
yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,
atau 'serangga bersayap sisik' (lepis = sisik dan pteron = sayap).
Sementara itu, secara sederhana, Kupu-Kupu dibedakan dari Ngengat (alias Kupu-Kupu
Malam) berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya.
Yang pertama, yaitu Kupu-Kupu,
umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan Ngengat atau Kupu-Kupu
Malam kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-Kupu beristirahat
atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, sementara Ngengat hinggap dengan
membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang,
sedangkan Ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian,
perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah
tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
Kupu-kupu dan Ngengat amat
banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies
kupu-kupu. Jenis Ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya,
akan tetapi diduga ada ratusan jenis. Kupu-Kupu pun menjadi salah satu dari
sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia. Kupu-Kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa
serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu
memiliki nilai penting, yaitu sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga.
Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam mempertahankan keseimbangan
ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Biasanya hidup pada habitat
teresterial dan komposisi jenisnya bervariasi menurut kondisi habitatnya.
Keanekaragaman jenis
kupu-kupu dan habitatnya sangat luas dari dataran rendah sampai hutan
pegunungan tinggi, 0 - 2000 mdpl. Pekarangan rumah merupakan salah satu habitat
Kupu-Kupu. Keberadaan Kupu-Kupu dipengaruhi oleh komposisi vegetasi dan kondisi
lingkungan sekitar serta besarnya gangguan manusia. Secara ekonomi, Kupu-Kupu
mempunyai nilai jual yang tinggi dan merupakan obyek rekreasi. Potensi ekonomi
inilah yang menyebabkan Kupu-Kupu banyak diburu oleh wisatawan mancanegara,
baik untuk dinikmati keindahannya di alam bebas maupun untuk dikoleksi sebagai
kenang-kenangan, atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Kelangsungan hidup Kupu-Kupu
sangat ditunjang dengan tersedianya tumbuhan sebagai sumber pakan, baik pada
tahap larva (ulat), maupun pada tahap imago (kupu-kupu dewasa), dan tersedianya
tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Disamping itu, juga diperlukan
faktor cahaya yang cukup, udara yang bersih, dan air sebagai materi yang
dibutuhkan untuk menjaga kelembaban linkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup.
Kupu-kupu dewasa
rata-rata berumur satu bulan –di alam liar umurnya lebih pendek karena
predator, penyakit, maupun faktor lain yang ekstrem, seperti kupu-kupu monarch,
mourning cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan,
kupu-kupu terkecil hanya berumur satu minggu.
Kupu-kupu hidup dari
nektar bunga, beberapa menyukai cairan yang dihisap dari buah-buahan yang jatuh
di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah. Jumlah
jenis kupu-kupu yang telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar
13.000, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum di determinasi. Kupu
kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang disebut
dengan polinator.
Kupu-kupu hidup
hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti serangga lainnya, kupu-kupu
memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh tubuh Kupu-Kupu
diliputi dengan sesor berupa bulu-bulu halus. Kupu-Kupu betina lebih memilih
pasangan kawinnya yang memiliki pupil alias titik putih pada sayapnya.
Kupu-kupu betina
tertarik pada kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya ultraviolet
oleh pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen berbentuk lingkaran di
sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna, dan ukurannya tidak terlalu
dipedulikan. Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase, yaitu fase
telur, fase larva, pupa, dan imago (dewasa).
Penampilan, peranan,
dan aktivitas dari masing-masing fase berbeda. Telur dapat ditemukan di bawah
permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat merupakan fase makan, yang bisanya
memakan daun tanaman inangnya.
Dalam masa hidupnya,
larva mengalami beberapa kali tahapan moulthing yaitu pengelupasan dan
pergantian kulit yang disebut fase instar. Proses untuk menjadi pupa didahului
oleh adanya moulthing pada instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini
masih basah dan lunak. Setelah kurang lebih satu minggu, kulit pupa akan
mengeras. Setelah fase pupa, lahirlah imago. Sehari setelah menetas, imago
sudah dapat melakukan kopulasi. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor
imago jantan. Imago betina yang akan bertelur mencari daun untuk meletakkan
telurnya.
Fase I (Fase Telur Atau Ovum)
Telur kupu-kupu
mempunyai bentuk yang berbeda-beda berdasarkan jenis. Ada beberapa telur, yang diantaranya
yang kulitnya seperti karet dan melengket, dan ada yang berbintik-bintik atau
ditutupi oleh sesuatu yang berbentuk jala, sedangkan yang lainnya pada umumnya
licin. Pada bagian atas dari telur akan terlihat suatu cekungan bila kita
menggunakan mikroskop yang baik. Bentuk telurnya juga beraneka ragam,
tergantung dari jenisnya. Ada yang berbentuk spiral, oval, bulat atau plat.
Waktu yang dibutuhkan dari telur untuk menjadi larva berbeda-beda pada setiap
jenis. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu
5 – 7 hari, Troides hypolitus cellularis 8 –10 hari, sedangkan Papilio satapses
membutuhkan waktu 4 –6 hari.
Fase II (Fase Larva/Ulat Atau Caterpillar)
Fase caterpillar
berbeda-beda waktunya pada setiap jenis. Ada yang waktunya sangat pendek, dan ada
pula yang beberapa minggu, tetapi yang lainnya mungkin berbulan-bulan (baru
bisa berkepompong). Sebagai contoh pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan
waktu sekitar 17 hari untuk menjadi kepompong, Troides hypolitus cellularis 28
hari, sedangkan pada Papilio satapses membutuhkan waktu 23 – 24 hari.
Setiap jenis mempunyai bentuk, warna dan bulu ulat yang berbeda, dan memakan pakan yang berbeda pula. Itulah sebabnya, kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada pakan dimana akan menjadi makanan dari ulat bila kelak telur telah menetas.
Biasanya larva Kupu-Kupu
mempunyai alat perlindungan dari serangan predator, yakni mengeluarkan osmeterium,
yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui suatu alat seperti
antena pada bagian kepala dari ulat tersebut.
Fase III (Fase Kepompong Atau Pupa)
Jika pertumbuhan
larva telah sempurna, maka larva mencari tempat-tempat khusus untuk melakukan
transformasi dan dapat saja meninggalkan sumber pakannya atau memasukkan
dirinya kedalam tanah. Pada pase pupa, ulat akan mengalami fase istirahat
dimana fase ini digunakan untuk membentuk sel-sel imago dan merupakan masa
persiapan untuk penggantian kulit sebelum terjadi pergantian kulit yang tetap
pada fase imago.
Setiap jenis
mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda. Sebagai contoh, misalnya,
Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hiaju muda yang lambat laun akan
berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada Papilio satapses mempunyai pupa yang
berwarna hijau kekuningan, yang lambat laun akan berubah menjadi coklat.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda pada
setiap jenis. Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitus
cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu jug 14 hari.
Fase IV (Fase Kupu-Kupu Atau Imago)
Pada fase ini ulat
yang berkepompong telah berubah menjadi Kupu-Kupu yang sebenarnya. Kupu-Kupu tersebut
telah diperlengkapi dengan alat yang penting untuk digunakan atau cocok untuk
digunakan pada ranting, atau objek lainnya dimana Kupu-Kupu ini akan
menggantung atau bertengger, yang biasanya dalam posisi yang terbalik dan
merupakan posisi penting dalam mengambil tempat. Peralatan ini adalah berupa
sayap, antena untuk mencium, probosis (belalai) digunakan untuk mengisap atau
memakan, dan kaki untuk bertengger. Setiap jenis mempunyai umur imago yang
berbeda-beda. Pada jenis Graphium agamemnon, umur imago bisa mencapai 50 – 59 hari,
Troides hypolitus 9 - 10 hari, sedangkan Papilio satapses hanya berumur 13 - 14
hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar