Sejak revolusi industri
dan berlanjut dengan merebaknya budaya konsumsi serta produksi barang-barang
kemasan yang telah menghasilkan residu (sampah) yang sangat besar, dunia (Bumi)
tempat kita tinggal menjadi sangat jauh berbeda dan berubah. Perubahan
lingkungan dan peningkatan residu (sampah) secara drastis di jaman kita saat
ini, membuat dunia tempat kita tinggal menjadi sangat mengkhawatirkan.
Seperti yang telah kita
ketahui, dunia mulai mengalami dampak buruk dari perubahan iklim global (akibat
global warming). Kondisi cuaca ekstrim di sejumlah wilayah mulai menyadarkan
banyak orang dan sejumlah pihak (kalangan) untuk lebih peduli dan memperhatikan
lingkungan tempat mereka berada.
Kita tahu juga, gas
karbondioksida merupakan bagian terbesar dari gas rumah kaca (green house
gasses) yang menjadi penyebab utama perubahan iklim global di era kita sekarang
ini. Gas CO2 ini dihasilkan dari pembakaran fosil, seperti minyak, gas bumi,
dan batu bara.
Salah-satu cara untuk
membantu mengurangi perubahan (kerusakan iklim) adalah dengan mengurangi
pemakaian bahan bakar fosil tersebut. Cara lainnya adalah menggalakan aksi dan
tindakan menanam. Sebab, sudah menjadi hukum alam, tumbuh-tumbuhan dan
pepohonan yang menyerap gas CO2 dalam proses fotosintesis, berfungsi sebagai
paru-paru dunia.
Salah-satu wujud menanam
itu adalah menanam dengan menggunakan media-media barang-barang bekas (sampah)
yang terbengkalai dan tak lagi digunakan. Sehingga ada dua manfaat ganda,
mengurangi penyampahan sekaligus membantu menyehatkan lingkungan kita, selain
jika tanaman yang kita tanam adalah tanaman untuk konsumsi, maka kita pun dapat
memenuhi kebutuhan pangan kita. (Fotografi: Seni Pertanian Sulaiman Djaya.
Fotografer: Manarul Khatami).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar