IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya, yang juga merupakan kepala
bank-bank sentral yang berbeda atau kepala departemen-departemen bendahara
bermacam-macam negara yang dikuasai oleh bank-bank sentral mereka. Kekuatan
pemungutan suara di IMF juga memberikan Amerika Serikat dan Inggris (Federal
Reserve dan Bank of England – kedua-duanya dikuasai Kelurga Rothschild) kendali
penuh atas dirinya.
1948: Pada musim semi tahun ini
Keluarga Rothschild menyogok Presiden Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika
Serikat, 1945-1953) untuk mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan 2
juta Dollar yang mereka berikan padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara Israel secara resmi diproklamirkan
di Tel Aviv, sebelas menit kemudian Presiden Truman menyatakan Amerika Serikat
sebagai negara asing pertama yang mengakuinya.
1963: Pada 22 November, Presiden
John F. Kennedy dibunuh oleh Keluarga Rothschild. Mungkin di antara alasan yang
utama dibunuhnya Kennedy adalah fakta bahwa dia memastikan kepada Perdana
Menteri Israel, David Ben-Gurion, bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan
setuju Israel menjadi negara nuklir. Surat kabar Israel, Ha'aretz, pada tanggal
5 February 1999 dalam sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner Cohen yang
berjudul "Israel and the Bomb", menyatakan:
"Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy mendadak mengakhiri
tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika terhadap Pemerintah
Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini menyiratkan bahwa kalau
Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini bisa membuat
nuklir".
1973: Pada 15 April, Senator
Demokrat dari Arkansas, J. William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di
televisi CBS, sehubungan dengan kekuatan Yahudi di Amerika:
"Senat Amerika Serikat tunduk kepada Israel, Israel mengendalikan
Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan, dan inilah yang membuat pemerintah
kesulitan".
Pada tahun ini juga, George J. Laurer, seorang pegawai IBM yang
dikendalikan oleh Keluarga Rothschild, menciptakan UPC (Universal Product
Barcode) yang pada akhirnya akan dipasang pada setiap barang yang
diperdagangkan di seluruh dunia dan membawa nomor 666 (Heksagram Merah Mayer
Amschel Rothschild).
1993: Mantan penjabat Konggres
Paul Findley, menerbitkan bukunya yang berjudul "Deliberate Deceptions:
Facing the Fact About the U.S-Israeli Relationship (Muslihat yang Disengaja:
Menghadapi Fakta tentang Hubungan AS-Israel)". Di dalam buku ini dia menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang
Israel dari periode 1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30 Resolusi
demi Israel. Kalau AS tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang menentang
Israel. Namun, 65 Resolusi yang menentang Isarel tersebut, berjumlah lebih
banyak dari semua Resolusi yang diluluskan untuk menentang negara-negara lain
jika digabungkan sekaligus.
Israel tidak peduli dengan pandangan PBB, jika anda mau mempertimbangkan
bukti yang pernah ada, bahwa kurang dari 2 minggu setelah serangan Israel
terhadap USS Liberty (serangan yang dirancang untuk mengkambinghitamkan Mesir,
sehingga AS terdorong untuk berperang melawan Mesir), Menteri Luar Negeri
Israel, Abba Eban, membuat pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The
New York Times pada 19 Juni 1967:
"Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai
121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata
(perbatasan pra-Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut".
"Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia.
Konsekuensinya adalah negara-negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem
pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi
kebebasan". (Lord Harrington)
1995: Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky,
yang menerbitkan 2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di
acara pagi televisi Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama Yosef
Lapid, mantan Kepala Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef Lapid
memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky di Kanada untuk membunuhnya, karena
telah menulis 2 buku yang membocorkan kegiatan mereka ini. Karena Mossad Israel
tidak bisa membunuh Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan insiden diplomatis.
Yosef Lapid mengatakan secara langsung di acara itu, bahwa:
"Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan
tugas itu untuk kita".
Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di Pengadilan Kanada
karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky tidak bisa
menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu.
1996: Pada 12 Mei, Duta Besar PBB
sekaligus seorang Yahudi Ashkenazi, Madeleine Albright, ketika muncul di
program 60 minutes, ditanya oleh Koresponden Lesley Stahl, sehubungan dengan
tahun-tahun Amerika Serikat memimpin sanksi ekonomi terhadap Irak:
"Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal. Maksudku,
itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa
harga itu sepadan?"
Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:
"Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu
sepadan".
Komentarnya tersebut tidak menimbulkan protes dari publik. Sesungguhnya,
Holocaust setengah jutan Irak secara positif dikagumi oleh Pemerintah Amerika
Serikat. Karena kurang dari 8 bulan kemudian, Presiden Bill Clinton menunjuk
Madeleine Albright sebagai Menteri Luar Negeri.
Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando
membuat pernyataan:
"Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki
oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan
yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada
orang-orang itu".
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense League (Liga Pertahanan Yahudi)
langsung meminta agar Marlon Brando dibuang dari Hollywood Walk of Fame. Tapi,
karena takut diprotes publik, Hollywood Chamber of Commerce (Majelis
Perdagangan Hollywood) menolak melakukannya.
Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan
Amerika, di antaranya:
Washington Post melaporkan bahwa intelijen Amerika Serikat telah
menyadap sebuah percakapan. Di dalam percakapan tersebut, dua Pejabat Israel
membahas kemungkinan mendapatkan surat rahasia yang telah ditulis oleh
Sekretaris Bendahara Luar Negeri waktu itu, Warren Christopher, kepada Pemimpin
Palestina, Yasser Arafat.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Martin Indyk, mengeluh secara
pribadi kepada Pemerintah Israel tentang pengawasan tidak bijaksana yang
dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.
Agen-agen Israel memasang penyadap pada telepon seorang Yahudi Ashkenazi
sekaligus anak seorang Rabi, Monica Lewinsky, di Watergate dan mereka menyadap
sesi seks telepon antara wanita itu dan Presiden Bill Clinton. Laporan Ken
Starr menegaskan bahwa Clinton memperingatkan Lewinsky bahwa percakapan mereka
direkam, dan kemudian Clinton mengakhiri perselingkuhan tersebut.
Kofi Annan menjadi Sekretaris Jenderal PBB yang bermarkas di New York
City. Isterinya adalah Nane Lagergren, seorang Rothschild dari Swedia, yang
dinikahi pada tahun 1984.
Di Los Angeles, sebuah penyelidikan narkoba besar tingkat lokal, telah
membuat daerah dan negara menjadi bermasalah. Tersangka dalam penyelidikan ini
adalah jaringan kejahatan Israel yang beroperasi di New York, Miami, Las Vegas,
Kanada, Israel dan Mesir. Jaringan kejahatan Israel ini terlibat dalam
pengedaran narkoba dan ekstasi, begitu juga penipuan kartu kredit dan komputer
yang rumit terhadap golongan pekerja kantoran. Yang mengagetkan para opsir
penyelidikan, orang-orang Israel yang diselediki ternyata mengawasi
pager/beeper, ponsel bahkan telepon rumah para penyelidik. Para penyelidik kemudian mencari tahu dari mana informasi
ini mungkin berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini bersangkutan dengan
Firma Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa rekening telepon di Amerika
Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil telepon mereka sendiri tentang bagaimana
mereka disadap, mereka menemukan bahwa kontraktor utama mereka adalah Converse
Infoys, Firma Israel lainnya yang bekerja dekat dengan Pemerintah Israel.
1998: Pada 31 Oktober,
berdasarkan instruksi dari kelompok PNAC (Project for a New American Century –
Proyek untuk Abad Amerika Baru), Presiden Bill Clinton menandatangani Hukum H.
R. 4655, yaitu "Iraq Liberation Act (Undang-Undang Pembebesan Irak)"
yang mendukung usulan perubahan rezim di Irak.
Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita kelompok PNAC sebenarnya tidak
kreatif. Memang, pada Februari 1990, seorang Sayan Mossad di New York
menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC Television bahwa Saddam Husein punya
pabrik uranium di Irak untuk menarik perhatian atas "Senjata Pemusnah
Masal" Saddam Husein, satu tahun sebelum perang Amerika di Irak.
2000: Pada bulan April, Jacob
"Cookie" Orgad, sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena
menjalankan salah satu operasi penyelundupan ekstasi terbesar dalam sejarah Amerika.
Operasi ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam bentuk
narkoba illegal yang diproduksi di Belanda, ke kota-kota di seluruh Amerika
Serikat.
Di Argentina, IMF mengharuskan negara ini mengurangi defisit anggaran
pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada saat itu menjadi 4,2 miliar Dollar pada
tahun berikutnya, 2001, yang menyebabkan pengangguran di Argentina sebesar 20 %
penduduk usia kerja. Lalu mereka menambah tuntutannya menjadi defisit harus
dihapuskan. IMF menawari Argentina beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan
mengurangi program ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar perbulan
menjadi 160 Dollar sebulan.
Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 % – 15 % bagi pegawai negeri dan
pemotongan pensiun bagi orang tua sebanyak 13 %. Keduanya berdampak bagi banyak
orang. Pada Desember 2001, orang-orang Argentina kelas menengah (secara
harfiah) muak berburu di jalanan mencari sampah untuk dimakan. Mereka mulai
rusuh dan membakar Buenos Aires.
2001: Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September,
yaitu serangan terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon yang disusun
dengan hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan Amerika, dibawah
perintah Keluarga Rothschild. Kejadian ini mereka lakukan untuk
mengkambinghitamkan Muslim sebagai "Teroris". Ini adalah babak
pertama untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab, demi Yahudi.
Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun dimulai.
Mereka menggunakan serangan-serangan ini untuk mendapatkan kendali atas
beberapa negara di dunia yang tidak mengizinkan bank-bank sentral Rothschild.
Dengan demikian, kurang dari sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat
menyerang Afghanistan, satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang
tidak memiliki bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini
didominasi penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam
uang (Riba), sesuatu yang telah membuat orang-orang Israel gusar selama ratusan
tahun.
Kurang dari seminggu setelah serangan 11 September, tepatnya pada 5
September 2001, orang yang katanya Ketua Pembajak, Mohamed Atta, dan beberapa
pembajak lainnya melakukan kunjungan ke salah satu perahu kasino seorang pelobi
pro-Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Jack Abramoff. Tidak ada
penyelidikan dilakukan tentang apa yang mereka lakukan di sana. Menariknya, 7
orang dari 19 orang (yang katanya) pembajak yang disalahkan melakukan serangan
pada 11 September, ternyata masih hidup. Beberapa
orang malahan muncul di Kedutaan Besar Amerika Serikat di negara-negara Arab.
Pada serangan 11 September juga, terdapat 5 orang Israel yang menyamar
dalam pakaian Arab ditangkap karena menari dan bersorak sambil merekam menara
WTC yang runtuh. Disewa oleh Urban Moving System (Sistem Perpindahan Kota),
sebuah daerah Mossad Israel, orang-orang Israel ini tertangkap punya banyak
paspor, satu van teruji positif mengandung peledak dan banyak uang tunai.
Akibat penangkapan ini, Walikota Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel), Ehud Olmert, secara pribadi menelepon Walikota New York City, Rudi
Giuliani, menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan
serangan teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Dua dari lima orang Israel ini belakangan terungkap ternyata Mossad,
bertentangan dengan klaim Olmert, ketiga orang lainnya dengan kuat dicurigai
Mossad juga. Begitu laporan-laporan saksi melacak kegiatan orang-orang Israel
itu, terungkap bahwa mereka terlihat di Taman Liberty pada saat tubrukan
pertama. Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu apa yang akan terjadi.
Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh FBI, lalu diam-diam dikirim
kembali ke Israel. Para petugas yang menangkap
mereka dari Departemen Kepolisian New Jersey diperintahkan agar tidak membahas
penangkapan mereka.
Kelima orang Israel yang menari dan menyoraki runtuhnya WTC, belakangan
muncul di radio dan televisi Israel. Di sana mereka menyatakan bahwa mereka
berada di New York City pada 11 September untuk "mendokumentasikan
peristiwa tersebut" karena Amerika belum pernah mengalami serangan seperti
itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11 September, Odigo, sebuah perusahaan Israel
dengan kantor-kantornya yang bertempat hanya beberapa blok dari menara WTC,
menerima sebuah peringatan pendahuluan akan serangan tersebut lewat pesan
instan internet. Manajer New York Office memberikan FBI alamat IP pengirim
pesan tersebut, tapi FBI tidak menindaklanjutinya.
Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan
pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan garis depan intelijen Israel, yang
sangat aktif di WTC beberapa bulan sebelum serangan, lalu ditangkap karena
dicurigai terlibat ketika sisa ban ditemukan di beberapa van pembuangan yang
mereka gunakan. Namun, di bawah perintah langsung Pejabat Departemen
Peradilan Amerika Serikat, Michael Chertoff, mereka dideportasi ke Israel
akibat "Pelanggaran Visa". Chertoff adalah seorang warga negara ganda
AS/Israel yang ayahnya seorang Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja
pertama Mossad, lalu kemudian dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim
yang tidak berkaitan dengan kejadian WTC.
Pada 12 September, The Yerussalem Post diam-diam memperingatkan
kemungkinan teurngkapnya Israel sebagai pelaku serangan 11 September. Surat
kabat tersebut menampilkan sebuah cerita bahwa 2 orang Israel meninggal pada
saat pesawat terbang dibajak, dan 4.000 orang menghilang di WTC. Seminggu
kemudian, sebuah stasiun televisi Beirut melaporkan bahwa 4.000 pegawai WTC
yang merupakan orang Israel tidak hadir pada hari serangan itu. Ini tampaknya
menegaskan cerita di the Yerussalem post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa nama yang berisi virus antraks
dikirim ke berbagai politisi dan eksekutif media. Akibat terjangkit virus
antraks dalam surat-surat ini, 5 orang meninggal dunia. Seperti serangan 11
September, serangan ini langsung disalahkan kepada Al-Qaeda, sampai diketahui
bahwa virus antraks yang dijadikan senjata tersebut, dibuat oleh laboratorium
militer Amerika Serikat.
FBI kemudian mengetahui bahwa tersangka utama surat-surat antraks ini
adalah orang Yahudi Ashkenazi, Dr. Philip Zack, yang pernah dicerca beberapa
kali oleh para pegawainya akibat kata-katanya yang ofensif tentang orang-orang
Arab. Dr. Philip Zack tertangkap kamera sedang memasuki daerah penyimpanan
tempat dia bekerja di Fort Detrick. Di sanalah antraks disimpan. Pada titik ini, baik FBI mau pun media berhenti membuat
pernyataan publik apa pun mengenai kasus ini.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim Shipping Company (Perusahaan Pengapalan
Zim) memindahkan kantor-kantornya di WTC, melapaskan kontrak sewanya yang
memakan biaya 50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak ada alasan yang
pernah diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping Company, setengahnya
dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan kepada Osama bin Laden, Amerika
Serikat menginvansi Afghanistan dan menumbangkan para penguasa Taliban di sana.
Tentu saja alasan sebenarnya terjadi invansi itu menjadi terang. Karena alasan
sesungguhnya adalah pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah melarang produksi
opium pada Juli 2000. Dengan demikian, panen opium pada tahun itu hancur.
Dalam sejarah, bisnis opium merupakan bisnis illegal yang digerakkan oleh
Keluarga Rothschild seperti yang terjadi di China pada tahun 1839. Ketika
Kaisar Manchu di China memerintahkan penghancuran opium. Lalu Keluarga
Rothschild memerintahkan tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk memerangi
China demi melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan.
Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi. Afghanistan adalah sumber 75 %
heroin dunia. Akibat Mullah Omar menghancurkan laba 2001, maka terjadilah
invansi pada Oktober 2001. Segera sesudahnya, media melaporkan panen besar
opium pada Maret 2002.
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan
berikut ini kepada seorang Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana
dilaporkan di Radio Kol Yisrael:
"Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan berkata Amerika akan
melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu yang sangat jelas.
Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita orang-orang Yahudi
mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu".
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief Economist Bank
Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden Clinton secara publik
mengungkapkan "Strategi 4 Langkah" Bank Dunia yang dirancang untuk
memperbudak negara-negara kepada para bankir. Ke-4 Strategi tersebut adalah:
Privatisasi, di sini para pemimpin
ditawarkan komisi 10 % ke rekening-rekening Bank Swiss rahasia mereka sebagai
ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga aset negara, seperti
maraknya terjadi suap dan korupsi.
Pembebasan Pasar Modal, ini
pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi di
negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung dari luar
sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu membutuhkan bantuan IMF.
Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka menaikkan suku bunga antara 30 % dan
80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia
dan Amerika Latin lainnya.
Penentuan Harga Berdasarkan Pasar, di sini harga makanan, air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan
dapat menyebabkan huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang lebih umum
disebut dengan "Hura-Hara IMF".
Perdagangan Bebas, di sini
perusahan-perusahaan internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan Afrika.
Pada saat yang sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka sendiri terhadap
pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif yang menjulang tinggi yang
harus dibayar oleh negara-negara ini untuk obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya
rasio kematian dan penyakit.
Ada banyak pihak yang akan kalah dalam sistem ini, kecuali satu pemenang,
yaitu sistem perbankan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Yahudi. Sebenarnya
IMF dan Bank Dunia telah membuat syarat pinjaman bagi penjualan sistem listrik,
air, telepon dan gas setiap negara berkembang. Ini diperkirakan mencapai 4
Triliun Dollar aset milik publik.
Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan
Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak
ulang, menyediakan satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum
dimutakhirkan pada 1956. Definisi barunya adalah:
"Anti-Semitisme: (1) permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai
kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik
dan ekonomi; (2) menentang Zionisme; (3) simpati untuk musuh-musuh
Israel".
Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika
memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel.
Thomas Stauffer, seorang Konsultan Ekonomi di Washington, memperkirakan
bahwa sejak 1973, Israel telah menghabiskan uang Amerika Serikat sekitar 1,6
Triliun Dollar, yang kalau dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2002, setiap
orang akan mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat perlakuan Yahudi yang didukung dana besar
Keluarga Rothschild, menggerakkan orang seperti Perdana Menteri Malaysia,
Mahathir Muhammad, yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
"Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain.
Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka".
2004: Penyelidikan FBI berlanjut
kepada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC, Komite Urusan Publik
Israel Amerika), kelompok lobi politik terbesar di Amerika Serikat dengan lebih
dari 65.000 anggota yang tugasnya adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat
demi Israel. FBI dilaporkan percaya bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata
Israel.
Pada awal Maret, warga negara ganda AS/Israel sekaligus Rabi Yahudi
bernama Dov Zakheim mengundurkan diri sebagai Pengawas Keuangan Pentagon
sekaligus Kepala Petugas Keuangan, ketika terungkap dalam sebuah audit anggaran
Pentagon bahwa dia tidak bisa mempertanggungjawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar,
termasuk inventaris pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank dan 36 satuan
peluncuran komando misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali
AIPAC terhadap Amerika:
"Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan
oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya, tapi saya juga
telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu untuk memberi
kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan kepada kalian
bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau Demokrat,
mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus
diambil".
Pada tahun ini juga, Mel Gibson merilis filmnya "The Passion of the
Christ (Hasrat Kristus)". Untuk menjaga keasliannya, dialog film itu
disajikan sepenuhnya dalam Bahasa Ibrani dan teks Latin. Namun, ada satu teks
yang tidak muncul. Kalimat itu diucapkan tapi untuk alasan tertentu teksnya
dibuang. Tentu saja ini akibat tekanan dari media Yahudi. Adegan yang teksnya
dibuang itu adalah ketika Pilate berusaha membuat orang-orang Yahudi berhenti
menyeru agar Yesus Kristus disalib. Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai
tanggapan Pilate sampai-sampai lobi Yahudi setengah mati ingin menyensornya?:
"Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami".
Pada 16 Oktober, Presiden Bush menandatangani pengesahan hukum Global
Anti-Semitism Preview Act (Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme Global) yang
dirancang untuk memaksa seluruh dunia agar tidak pernah mengkritik dunia
Yahudi, apapun yang mereka lakukan.