Oleh
Ahmad
Sahidin
Minggu
sore, 20 Juli 2014, saya menghadiri Seminar Solidaritas untuk Palestina di Aula
Muthahhari Bandung. Narasumber yang hadir adalah KH Alawi Nurul Alam Al-Bantani
dari Nahdlatul Ulama (NU), KH Jalaluddin Rakhmat dari Ikatan Jamaah Ahlulbait
Indonesia (IJABI), dan dua pembicara dari Iran: Sayyid Mohades dan Hujjatul
Islam Ebrahim Zargar.
Ustadz
Miftah Fauzi Rakhmat selaku moderator mengawali dengan memaparkan kasus Timur
Tengah mulai dari ISIS sampai serangan Israel terhadap Palestina. Sembari
mengingatkan dengan pernyataan almarhum Imam Khomeini, ulama dari Iran yang
menggelorakan perlawanan kepada Israel dan menuntut kemerdekaan Palestina,
bahwa setiap Jum'at terakhir Ramadhan dicanangkan sebagai hari demonstrasi
al-Quds. Yayasan Muthahhari selaku lembaga tidak mengerahkan massa untuk
demonstrasi, tetapi menggelar seminar untuk memberikan pencerahan umat Islam.
Narasumber
yang pertama bicara adalah Ebrahim Zargar yang membahas Palestina, Suriah, dan
negara-negara Arab. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang fasih, Ebrahim
menyatakan kecewa dengan negara-negara Arab yang mayoritas masyarakatnya
beragama Islam tidak turut membantu Palestina. Negara yang menolak membantu
Palestina ini sebagian besar dihuni kaum Muslimin Sunni. Padahal, yang diserang
Israel adalah kaum Muslimin Sunni. Hanya kaum Syi'ah dari Lebanon dan Iran yang
turut membantu Palestina yang merupakan penduduknya Muslimin Syi'ah.
Pembicara
kedua, Kiai Alawi pun menyatakan kecewa dengan negara Islam Sunni yang tidak
turut membantu Palestina. Selain Palestina, Kyai Alawi juga menyinggung gerakan ISIS
di Timur Tengah hingga gerakan Salafi Wahabi di Indonesia. Menurutnya, Salafi
Wahabi yang ada dibalik hancurnya persatuan umat Islam dan menghalalkan darah
kaum Muslimin. Gerakan Salafi Wahabi kemudian ISIS yang sedang muncul di
Indonesia disinyalir bagian dari Al-Qaeda yang sengaja dihadirkan di Indonesia
untuk memcabik persatuan dan persaudaraan umat Islam.
“Saya
sudah coba mengajak dialog Athian Ali yang menyebarkan kebencian kepada kaum
Muslimin Syi'ah. Sampai sekarang tidak berani menghadapi tantangan saya. Saya
juga sudah kirim surat kepada Gubernur Jawa Barat untuk menindak orang-orang
yang menyebarkan kebencian dan memprovokasi umat Islam untuk membenci sesama
Muslim, khususnya Syi'ah,” ujar Kyai Alawi.
“Saya
akan tegas dengan kelompok ISIS dan Salafi Wahabi. Saya bersama NU akan terus
melawan mereka. Orang yang menumpahkan darah dan menyebut kafir kepada umat
Islam yang tidak segolongan, bukan termasuk Islam,” lanjut Kyai Alawi yang
disambut tepuk tangan jamaah.
Pembicara
ketiga sedikit berbeda dalam menyikapi Palestina. Sayyid Mohades yang berbicara
dengan bahasa Inggris menyampaikan bahwa suatu hari nanti Israel sesuai dengan
janji Allah akan hancur binasa. Bukan hanya Israel, tetapi juga
antek-anteknya seperti ISIS, Al-Qaeda, Nusra, dan Salafi Wahabi beserta negara
Barat penyokongnya akan dikalahkan.
Begitu
pun KH Jalaluddin Rakhmat, selaku pembicara terakhir, menyatakan bahwa umat
Islam tidak perlu khawatir dengan Israel karena kekalahannya sudah mulai
terlihat berkat serangan roket Hizbullah dari Lebanon.
Kang
Jalal—sapaan KH Jalaluddin Rakhmat—juga mengatakan mendukung KH Alawi dalam
upaya memperkuat persatuan umat Islam dengan cara memberikan pencerahan bahaya
Salafi Wahabi di masyarakat.
“Ayatullah
Ali Sistani dahulu melarang ummat Islam Irak untuk melawan gerakan Salafi Wahabi
untuk mempertahankan persatuan masyarakat Irak. Sekarang ini dengan adanya
ISIS, Ayatullah Sistani menyatakan perang kepada mereka dan ummat Islam Irak
diwajibkan untuk turun melawan kezaliman kelompok ISIS,” ungkap Kang Jalal.
“Dahulu
saya diam ketika ada yang mencaci Syi'ah dan menyebarkan fitnah terhadap saya
dan pengikut Ahlulbait. Dan sekarang, saya setuju dengan tindakan yang
dilakukan Kyai Alawi,” tambahnya.
Kang
Jalal juga mewanti-wanti masyarakat yang menyumbang untuk Palestina harus pada
lembaga yang benar dan jelas disalurkan untuk Palestina. Menurutnya, jangan
sampai bantuan salah saluran sehingga tidak sampai dan digunakan oleh
orang-orang untuk menzalimi ummat Islam.
Di
akhir pembicaraan, Kang Jalal membaca hadis yang menyebutkan fenomena yang
sekarang terjadi di Palestina, Irak, dan Suriah merupakan dekatnya dengan
kehadiran Imam Mahdi Al-Muntazhar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar