(Foto: Aktivitas Ramadan Muslim Syi'ah di Iran)
Dalam acara Muthârahât fil Aqîdah di stasiun televisi
Al-Kawthar, Ayatullah Kamal Al-Haidari mendapatkan pertanyaan tentang kedudukan
wanita dalam Islam menurut mazhab ahlulbait (Syi’ah Islam). Beliau
memberikan penjelasan yang melampaui (beyond) dari apa yang selama ini biasa
kita dengar:
“Saya tidak bisa
berbicara terlalu banyak tentang topik ini karena di luar dari tema acara.
Pertama, kita harus membedakan antara hukum-hukum fikih dengan kedudukan
wanita.
Hukum-hukum fikih tidak
menandakan keunggulan pria jika dibandingkan dengan wanita. Artinya bahwa hal
tersebut tidak menandakan bahwa pria lebih utama dari pada wanita dalam hal
kemuliaan, kesempurnaan, ketakwaan, dan seterusnya.
“Terbukti jelas dalam
Alquran bahwa setiap kali membicarakan mengenai tingkat kedekatan kepada Allah,
Alquran selalu menyebutkan min dzakarin aw untsa.
Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal orang- orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki
atau perempuan… (QS. 3: 195)
Barangsiapa yang
mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang
beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun. (QS. 4: 124)
Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik… (QS. 16: 97)
“Atau ayat yang
menyebutkan sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Malam ini saya akan memberi contoh dan
silakan renungkan dalam-dalam. Apakah taklif atau kewajiban agama yang
dibebankan kepada manusia dianggap sebagai kemuliaan atau perendahan?
“Ketika manusia
diberikan kewajiban oleh Tuhan maka ia dianggap sebagai bentuk kehormatan dan
hak istimewa bagi orang tersebut. Maka sesungguhnya wanita mendapatkan
kemuliaan dan hak istimewa tersebut 6 (enam) tahun lebih dulu sebelum pria
mendapatkannya.
“Seorang wanita, pada
usia 9 tahun, telah mencapai tingkat intelektual (akal), pemahaman, penerimaan,
di mana Tuhan mengajaknya berbicara, ‘Wahai orang-orang yang beriman…’
Apakah pria sudah
mencapai tingkat tersebut?
Belum. Pria harus
menunggu 6 (enam) tahun sampai dia mencapai tingkatan tersebut sehingga barulah
pria dapat dipanggil dengan sapaan, ‘Wahai orang-orang yang beriman.’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar