Oleh Syaikh Muhammad Mar’i al-Amin al-Antaki
Orang yang pertama
memberikan nama Syi’ah kepada para pengikut Amirul Mukminin ‘Ali As adalah
Rasulullah Saw dan ia pula sebagai peletak dasar batu fondasinya serta penanam
benihnya, sedangkan orang yang mengukuhkannya adalah Amirul Mukminin ‘Ali bin
Abi Thalib As. Semenjak saat itu, para pengikut ‘Ali dikenal sebagai Syi’ah
‘Ali bin Abi Thalib. Ibn Khaldun berkata di dalam Muqaddimah-nya, “Ketahuilah!
Sesungguhnya Syi’ah secara bahasa artinya adalah sahabat dan pengikut. Dan di
dalam istilah para fuqaha dan ahli kalam, dari kalangan salaf dan khalaf,
sebutan Syi’ah ditujukan kepada para pengikut ‘Ali dan anak keturunannya.”[1]
Dan di dalam Khuthathu
Syâm, karya Muhammad Kurd ‘Ali, cukuplah sebagai hujjah tentang penamaan
istilah Syi’ah. Ia secara tegas berkata bahwa Syi’ah adalah sekelompok dari
golongan sahabat Rasulullah Saw yang dikenal sebagai Syi’ah ‘Ali. Muhammad
Kurd’ Ali berkata, “Adapun sebagian penulis yang berpandangan bahwa mazhab Tasyayyu’
(Syi’ah) adalah ciptaan ‘Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan Ibn
As-Sauda’, maka itu merupakan khayalan belaka dan sedikitnya pengetahuan mereka
tentang mazhab Syi’ah.”[2]
Inilah kesaksian Muhammad
Kurd’ Ali, padahal ia dikenal bukan sebagai seorang Syi’ ah, bahkan termasuk
orang yang mendiskreditkan Syi’ah. Sesungguhnya hadis-hadis Nabi Saw.
menguatkan apa yang telah kami sebutkan, baik yang diriwayatkan melalui jalur
ulama-ulama kenamaan Ahlus Sunnah apalagi yang diriwayatkan melalui jalur
Syi’ah. Hadis-hadis yang ada mencapai batas mutawatir. Berikut ini kami
sampaikan beberapa hadis tersebut yang diriwayatkan melalui jalur riwayat Ahlus
Sunnah, sebagai penjelasan dan penyempurnaan di dalam hujjah kami.
Ibn Hajar al-Haitsami
meriwayatkan di dalam kitabnya ashShawâ’iqul Muhriqah dari Ibn ‘Abbas
sesungguhnya ia berkata, ketika Allah Ta’ala menurunkan ayat, “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
Sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7) Rasulullah Saw bersabda
kepada ‘Ali, “Mereka itu adalah engkau dan Syi ‘ahmu. Engkau dan Syi’ahmu akan
datang pada hari Kiamat dalam keadaan ridha kepada Allah dan Allah pun ridha
kepada mereka. Adapun musuhmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan
dimurkai (oleh Allah) dan tertengadah (tangan mereka diangkat ke dagu).”[3] ‘Ali berkata, ‘Siapakah
musuhku?’ Rasulullah Saw. bersabda, “Yaitu orang yang berlepas diri darimu dan
melaknatmu.”[4]
Al-Hakim meriwayatkan di
dalam kitabnya dengan sanadnya dari ‘Ali bahwa ia berkata; “Rasulullah Saw.
bersabda kepadaku, “Wahai ‘Ali, bukankah engkau mendengar firman Allah Swt,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah Sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7) Mereka itu adalah
Syi’ahmu.[5]
Al-Hamuyini asy-Syafi’i
meriwayatkan dalam “Farâ’idus Simthain” dengan sanadnya dari Jabir, ia
berkata, “Kami pemah berkumpul di rumah Nabi Saw, lalu ‘Ali datang, kemudian ia
bersabda, “Telah datang kepada kalian saudaraku.” kemudian ia bersabda,
“Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (‘Ali) dan
Syi’ahnya adalah orang-orang yang beruntung kelak pada hari kiamat.
Sesungguhnya ia (‘Ali) adalah orang yang pertama kali di antara kalian yang
beriman kepadaku, orang yang paling menepati janjinya dengan Allah. orang yang
paling lurus dalam melaksanakan perintah Allah, orang yang paling berlaku adil di
dalam memperlakukan rakyatnya, orang yang paling adil di dalam pembagian, dan
orang yang paling agung di antara kalian di sisi Allah di dalam hal kemuliaan.”[6]
Kemudian Jabir berkata,
“Dan ayat ini diturunkan berkenaan dengannya (yakni dengan ‘Ali), “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7) Dahulu, kata Jiibir lebih
lanjut, para sahabat Muhammad Saw jika ‘Ali datang, maka mereka biasa
mengucapkan, “Telah datang sebaik-baik makhluk.” Hadis semisal ini juga
diriwayatkan oleh al-Khawarizimi alHanafi di dalam Manâqib-nya dari
Jabir Ra dari Rasulullah Saw. Al-Khawarizmi juga meriwayatkan dalam Manâqib-nya
dari al-Manshur ad-Dawaniqi dalam sebuah hadis yang panjang, di antaranya
ia bersabda, “Dan sesungguhnya ‘Ali dan Syi’ahnya kelak pada hari kiamat
adalah orang-orang yang beruntung dengan masuk ke dalam surga.
Ia juga meriwayatkan di
dalam kitabnya sarna dari Nabi Saw bahwa ia bersabda, “Wahai ‘Ali, sesungguhnya
Allah telah mengampunimu, keluargamu. Syi’ahmu, dan para pecinta Syi’ahmu. Ia
juga meriwayatkan dalam kitabnya yang sama dari Nabi Saw bahwa ia bersabda
tentang keutamaan ‘Ali, “Sesungguhnya ia (‘Ali) adalah orang yang paling pandai
di antara manusia, orang yang paling dahulu masuk Islam. dan sesungguhnya ia
dan Syi’ahnya adalah orang-orang yang beruntung besok pada hari kiamat.”
Ia juga meriwayatkan di
dalam Manâqib-nya,[7] ia berkata, ‘an-Nashir lil
Haqq meriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa ketika ‘Ali maju menghadap
Rasulullah Saw untuk menaklukkan benteng Khaibar, Rasulullah Saw bersabda
kepadanya, “Sekiranya aku tidak khawatir sekelompok orang dari umatku akan
berkata tentang dirimu, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berkata sesuatu
tentang al-Masih (‘Isa As), niscaya akan aku katakan tentang dirimu pada hari
ini suatu perkataan, yang apabila engkau melewati orang banyak tentu mereka
akan mengambi tanah bekas telapak kakimu dan dari bekas air wudhumu untuk
mereka jadikan sebagai obat (mengambi/ keberkahan darinya).
Akan tetapi, cukup bagimu
bahwa kedudukanmu di sisiku, seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja
tidak ada nabi sesudahku. Sesungguhnya engkau membayarkan utangku dan engkau
berperang di atas Sunnahku. Sesungguhnya engkau kelak di akhirat adalah orang
yang paling dekat denganku, sesungguhnya engkau orang pertama yang menjumpaiku
di Haudh dan orang pertama yang diberi pakaian bersamaku serta orang pertama
yang masuk surga bersamaku dari kalangan umatku. Sesungguhnya Syi’ahmu berada
di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Dan sesungguhnya kebenaran
senantiasa berada di lisanmu, hatimu, dan di hadapanmu.
Aku katakan, hadis semacam
ini juga diriwayatkan di dalarn kitab Kifâyatuth Thâlib, karya al-Kanji
asy-Syafi’i, Târikh Baghdâd, karya al-Khathib al-Baghdadi “Majmâ’uz
Zawâ’id, dan kitab-kitab lainnya yang dikarang oleh ulama Ahlus Sunnah wal
Jamaah. Al-Khawarizimi juga meriwayatkan di dalam Manâqib-nya dalam
sebuah hadis yang panjang dengan sanadnya dari Ibn ‘Abbas bahwa Jibril telah
mengabarkan kepada Nabi Saw bahwa ‘Ali dan Syi’ahnya akan dibawa ke dalam surga
berombongan bersama Muhammad Saw.” Al-Qunduzi al-Hanafi meriwayatkan di dalam
kitabnya Yanâbi’ul Mawaddah[8] dari kitab Mawaddatul
Qurbâ, karya al-Hamdani asy-Syafi’i, dari Abu Dzar dari Nabi Saw
sesungguhnya ia bersabda:
“Sesungguhnya Allah
memandang bumi dari ‘Arsy-Nya, lalu Dia memilihku dan memilih ‘Ali sebagai
menantuku dengan menikahkannya dengan Fatimah al-‘Adzra al-Batul, dan Dia tidak
memberikan hal itu kepada seorang pun dari nabi-nabi-Nya; Dia mengaruniakan
kepadanya al-Hasan dan al-Husain dan tidak mengaruniai seorang pun yang seperti
mereka berdua,” hingga pada sabdanya, “Dia memasukkan Syi’ahnya ke dalam surga;
dan Dia menjadikan aku sebagai saudaranya, dan tidak ada seorang pun yang
bersaudarakan sepertiku.“ Kemudian Nabi Saw bersabda, “Ayyuhannas, barang siapa
ingin memadamkan kemurkaan Tuhan dan ingin amalnya diterima oleh Allah, maka
hendaklah ia mencintai ‘Ali bin Abi Thalib. Sebab, sesungguhnya mencintai ‘Ali
bin Abi Thalib itu menambah keimanan, dan sesungguhnya mencintainya dapat
meleburkan dosa-dosa sebagaimana api meleburkan timah.”
Al-Qunduzi al-Hanafi juga
meriwayatkan di dalam kitabnya Yanâbi’ul Mawaddah, dalam bab yang sama
dan juga dari kitab yang sama dari Anas dari Nabi Saw bahwa ia bersabda,
“Jibril telah menceritakan kepadaku, ia berkata. ‘Sesungguhnya Allah mencintai
‘Ali lebih daripada kecintaan-Nya kepada malaikat. Dan. tidak ada satu tasbih
pun yang ditujukan kepada Allah kecuali Allah menciptakan darinya seorang
malaikat yang memohonkan ampun kepada pecinta ‘Ali dan Syi’ahnya sampai hari
kiamat. Al-Qunduzi al-Hanafi juga meriwayatkan dalam kitabnya yang sama, dalam
bab yang sama dari kitab al-Firdaus dari Ummu Salamah dari Nabi Saw
bahwa ia bersabda, “Ali dan Syi’ahnya mereka adalah orang-orang yang beruntung
pada hari kiamat.
Ibn al-Maghazali asy-Syafi’i
meriwayatkan di dalam Manâqibnya dengan sanadnya dari ‘Ali, dari Nabi
Saw bahwa ia bersabda, “Tujuh puluh ribu orang dari umatku akan masuk ke dalam
surga tanpa dihisab,” kemudian ia menoleh kepada ‘Ali seraya bersabda, “Mereka
adalah Syi’ahmu dan engkau adalah imam mereka.“ Al-Khawarizimi juga
meriwayatkan hadis tersebut dalam Manâqib-nya, tetapi terdapat
sedikit perbedaan dalam teks hadis tersebut, “Kemudian ‘Ali As bertanya,
“Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, ‘Mereka adalah
Syi ‘ahmu dan engkau adalah imam mereka.”
Al-Kanji asy-Syafi’i
meriwayatkan dalam kitabnya Kifâyatu ath-Thâlib” dari Jabir bin’
Abdillah, ia berkata, “Kami pemah berkumpul bersama Nabi Saw, tiba-tiba ‘Ali
bin Abi Thalib datang, lalu ia bersabda, ‘Telah datang kepada kalian
saudaraku,’ kemudian beliau bersabda, ‘Demi jiwaku yang berada di dalam
genggaman-Nya,’ sesungguhnya orang ini (‘Ali) dan Syi ‘ahnya adalah orang-orang
yang beruntung kelak pada hari kiamat. Sesungguhnya dia (‘Ali) adalah yang’
pertama kali di antara kalian yang beriman kepadaku, orang yang paling menepati
janjinya dengan Allah, orang yang paling lurus dalam melaksanakan perintah
Allah, orang yang paling berlaku adil di dalam memperlakukan rakyatnya. orang
yang paling adif di dalam pembagian, dan orang yang paling agung di an/ara
kalian di sisi Allah di dalam hal kemuliaan.
Kemudian Jabir berkata,
“Dan ayat ini diturunkan berkenaan dengannya (‘Ali), “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah [98]:7) Dahulu, tutur Jabir lebih
jauh, “Jika ‘Ali datang pada suatu tempat dan di tempat itu berkumpul para
sahabat Muhammad Saw jika ‘Ali datang, maka mereka biasa mengucapkan, “Telah
datang sebaik-baik makhluk.” Al-Kanji asy-Syafi’i berkata, “Demikianlah yang
diriwayatkan oleh perawi hadis Syam, lbn ‘Asakir, dalam kitabnya yang dikenal
dengan Târikh Ibn ‘Asakir, dengan jalur riwayat yang berbeda-beda.
Hadis ini juga
diriwayatkan oleh al-Hamuyini asy-Syafi’i dalam kitabnya Farâ’idus Simthain,
jilid pertama, bab ke-31; AlKhawarizimi al-Hanafi dalam Manâqib-nya;
dan selain keduanya dari kalangan tokoh-tokoh ulama Ahlus Sunnah wal
Jamaah. Ibnus Shabiigh al-Maliki meriwayatkan dalam al-Fushûlul Muhimmah” dan
asy-Syablanji asy-Syiifi’i di dalam Nurul Abshar’ dari lbnu ‘Abbas, ia
berkata, “Ketika ayat ini turun, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (Qs.
al-Bayyinah [98]:7) Nabi Saw bersabda kepada ‘Ali, “Engkau dan Syi’ahmu
akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha kepada Allah dan Allah pun
ridha kepada mereka, sedangkan musuh-musuhmu datang dalam keadaan dimurkai dan
tertengadah (tangan mereka diangkat ke dagu).”[9]
Ummu Salamah berkata,
“Rasulullah Saw bersabda, “Ali dan Syi ‘ahnya adalah orang-orang yang beruntung
pada hari kiamat.” Hadis ini
diriwayatkan oleh dari Kunuzûl Haqâiq, karya al-Manawi, dan dari Tadzkiratul
Khawwâsh, karangan Sibth Ibn al-Jauzi, dengan sedikit perbedaan dalam teks
hadisnya. Ibnu al-Maghazali asy-Syafi’i meriwayatkan dalam Manâqib-nya
dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, “Aku pemah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang
firman Allah Swt, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (Qs. al-Bayyinah
[98]:7)
Kemudian, ia bersabda,
“Jibril telah berkata kepadaku bahwa mereka itu adalah ‘Ali dan Syi’ahnya.
Mereka adalah orang-orang yang paling dahulu memasuki surga, yang didekatkan
kepada Allah karena kemuliaannya.” Al-Khathib juga meriwayatkan hadis tersebut
dalam Târikhnya dan Ibn Mardawaih di dalam al-Manâqib. Ibn Hajar
meriwayatkan dalam Ash-Shawâ’iqul Muhriqah, ia berkata, “Ahmad
meriwayatkan di dalam al-Manâqib, halaman 159, bahwa Nabi Saw bersabda
kepada ‘Ali, ‘Wahai ‘Ali, apakah engkau tidak ridha bahwa engkau bersamaku di
dalam surga, sedangkan al-Hasan, al-Husain, dan kelurunan kita berada di belakang
punggung kita, istri-istri kita berada di belakang keturunan kita, dan Syi’ah
kita berada di sebelah kanan dan kiri kita,”
Kemudian ia meriwayatkan
hadis yang lain dari ad-Dailami bahwa Nabi Saw bersabda kepada ‘Ali, “Wahai
‘Ali, sesungguhnya Allah telah mengampunimu, keturunanmu, keluargamu, dan
Syi’ahmu.” Ibnu Hajar juga meriwayatkan dalam Shawâ’iq-nya, ia berkata,
“Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda kepada ‘Ali, “Orang yang
mula-mula masuk surga adalah empat orang, yaitu: Aku, engkau, al-Hasan, dan
al-Husain, sedangkan keturunan kita berada di belakang punggung kita,
istri-istri kita berada di belakang keturunan kita, dan Syi ‘ah kita berada di
sebelah kanan dan kiri kita.
Masih banyak lagi
hadis-hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh para ulama terkemuka Ahlus Sunnah
wal Jamaah dalam bukubuku karangan mereka dan musnad-musnad serta
kitab-kitab sahih mereka, yang berisikan pujian terhadap Syi’ah ‘Ali dan
Ahlulbaitnya yang telah disucikan oleh Allah dari segala dosa dan kesalahan, yang
jumlahnya sangat banyak, bahkan tidak dapat dihitung.
Hujjatul Islam wal
Muslimin al-‘Allamah as-Sayyid al’Abbas al-Kasyani telah menghimpun dalam
sebuah naskah (yang masih berbentuk manuskrip) sejumlah hadis Nabi Saw, yang
diriwayatkan dari Rasulullah Saw yang berisikan pujian terhadap Syi’ah.
Hadis-hadis yang ia himpun dalam naskah tersebut mencapai seratus hadis,
yang semuanya diriwayatkan melalui jalur riwayat Ahlus Sunnah wal Jamaah. Aku
telah melihat naskah tersebut pada perpustakaannya di Kota Suci Karbala, yaitu
pada ketika aku mengunjungi tanah suci tersebut pada tahun 1370 Hijriah. Aku
kira naskah tersebut masih dalam bentuk manuskrip (tulisan tangan) bersama
naskah-naskah yang lain yang jumlahnya sangat banyak.
Aku memohon kepada Allah
Yang Mahakuasa untuk memberikan taufik kepada Maulana al-Hujjah as-Sayyid
al-Kasyani dan seluruh ulama kita yang mulia dan berbakti, semoga mereka dapat
mencetak dan menerbitkan kitab-kitab karangan mereka agar dengan kehadirannya
dapat memberikan manfaat kepada umat Islam. Sesungguhnya Dia Mahadekat lagi
Maha Mengabulkan doa hambahamba-Nya.
Catatan:
[1] . Lihat, Ibnu Khaldun,
Muqaddimah, hal. 130.
[2] . Lihat, Khuthathu Syâm, jilid
5, hal. 156.
[3] . Lihat, Ibn Hajar
al-Haitsami, ash-Shawâ’iqul Muhriqah, hal. 128.
[4] . Aku katakan. segala puji
bagi Allah yang telah menjadikan Ibn !::!ajar mengucapkan kata-kata yang benar.
Sebab, kebenaran itu memang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi daripadanya.
Oi dalam hat ini. hendaklah kita menanyakan kepada orang nawashib dan pendusta
ini (Ibn tlajar) tentang orang yang bel1epas diri dari ‘ali a.s. dan
melaknatnya, apakah dia buka tuannya, yailu Mu’awfyah Ath- Thagh;yah (orang
yang zalim) dan yang mengikuti jalannya? Mu’awiyah adalah orang yang membuat
ketetapan yang buruk, yaitu pelaknatan terhadap pemuka para washiyy (Amirul
Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib a.s.) di alas tujuh puluh ribu mimbar, sebagaimana
yang dlrlwayatkan oleh para sejarawan.
[5] . Lihat, al-Hakim,
Syawâhidut Tanzil.
[6] . Lihat, Farii’idus
Simthain, jilid 1, bab ke- 31.
[7] . Lihat, Manâqib, hal.
118.
[8] . Lihat, Al-Qunduzi al-Hanafi,
Yanâbi’ul Mawaddah bab 56.
[9] . Lihat, asy-Syablanji
asy-Syiifi’i, Nurul Abshâr’, hal. 102.
(Aktor Iran Amin Zendegani dalam film Kingdom of Solomon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar