Pangeran
Turki bin Bandar bin Muhammad bin Abdurrahman Al Saud, yang menentang rezim
Kerajaan Arab Saudi dan tinggal di Paris, Perancis, dalam “Dialogue Club” yang
rutin dia adakan tiap pekan di kediamannya beberapa waktu lalu memberikan
pernyataan yang kontroversial. Menurutnya, Muslim Syi’ah–yang sangat dibenci
oleh kerajaan Wahabi Saudi–lebih baik dari Muslim Salafi (Wahabi) –yang
merupakan ideologi yang dianut elit Arab Saudi. Alasannya, Muslim Syi’ah lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berziarah
ke “Al-Hussein”–cucu Nabi Saw–sedangkan Muslim Salafi (Wahabi) membunuh untuk
mendekatkan diri kepada Setan, sekalipun mereka mengira aksi pembunuhan itu
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Pangeran yang dikenal
lantang ini melanjutkan pernyataannya bahwa orang Syi’ah tidak pernah melakukan
yang dilarang agama. Tapi orang Salafi (Wahabi) melakukan perbuatan keji yang
dilarang oleh agama dan diharamkannya yaitu melakukan pembunuhan jiwa.
“Saya
dikafir-kafirkan oleh para ulama jahat di Saudi dengan alasan karena saya
mengkritik Raja dan menolak kepemimpinannya. Sekalipun ini adalah hak pribadi
saya sebagai manusia,” tegasnya. “Dulu saya mendengar bahwa orang-orang Syi’ah
itu kafir karena mereka menolak kekhilafahan Abu Bakar, Umar dan Usman.
Sekarang saya meyakini benar bahwa siapa yang menolak pemimpin politik itu
dikafir-kafirkan oleh para ulama yang jahat penjilat pemimpin tersebut, karena
Abu Bakar, Umar dan Usman adalah pemimpin politis dan adalah hak rakyat untuk
menolaknya dan ini adalah puncak demokrasi. Dari sini muncul kata-kata
“rawafidh /para pembangkang” yang dimaksudkan adalah siapa saja yang menolak
pemerintahan Abu Bakar, Umar dan Usman, yang dewasa ini disebut dengan
“oposisi” dan ini tidak jelek dan tidak haram, tidak bagi Syi’ah, juga bagi
setiap oposisi yang menentang pemeritahan di mana saja dan kapan saja,” kata
Sang Pangeran yang menetap di Paris ini.
Selanjutnya
Pangeran Turki menambahkan bahwa ketika dia sebagai perwira di Kementerian
Dalam Negeri Saudi, Bagian Intelijen, selama satu tahun, disebutkan di situ ada
departemen yang disebut dengan “Departemen Rawafidh” yang mempunyai anggaran
sama dengan jumlah anggaran tiga negara berikut ini: Tunisia, Yordania dan
Yaman. Di antara tugasnya adalah melakukan konspirasi terhadap Syi’ah dengan
cara menjelek-jelekkan mereka melalui penerbitan buku-buku palsu yang dipenuhi
kebohongan yang dibagikan kepada para jamaah haji di musim haji. Bahkan sampai
pada hasutan untuk membunuh orang Syi’ah. Sumber: http://www.observerme.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar