Kemah di Libya
Di
Libya didirikan kemah dimana pintu masuknya sangat pendek sehingga setiap orang
yang masuk ke tempat tersebut akan membungkuk. Di depan pintu masuk dipajang
foto Qadhafi, pemimpin Libya (kala itu). Hal ini menandakan bahwa setiap orang
yang masuk ke dalam kemah tersebut mau tak mau harus menunduk di hadapan foto
Qadhafi.Tapi sebaliknya yang dilakukan oleh Ayatullah Khamenei ketika akan
memasuki tempat tersebut. Beliau berbalik arah dengan keadaan membelakangi pintu, beliau masuk ke kemah itu. Hal itu
dilakukan supaya tidak menunduk di hadapan foto Qadhafi. (Diceritakan kembali oleh Ali Akbar Velayati)
Bersikaplah Jujur
Di
salah satu lawatan rutinnya, Ayatullah Ali Khamenei berkunjung ke Propinsi
Mazandaran dan beliau tiba di wilayah terpencil. Ars Ma Khust. Saat mengunjungi
sebuah sekolah, beliau menyaksikan semua bangku dan kursi di sekolah itu baru. Beliau
langsung menduga bahwa meja dan kursi sengaja didatangkan untuk menyambut
kedatangannya. Dengan cerdik beliau bertanya kepada para murid, sejak kapan
bangku dan kursi di sekolah diganti. Para murid menjawab, ‘sejak kemarin’.
Mendengar jawaban itu, beliau memandang para pejabat daerah dengan tatapan
penuh makna seraya memperingatkan, "Tidak perlu kalian menutup-nutupi
keadaan di hadapan pejabat yang tahu akan kesulitan yang ada." (Baqir Zadeh, Ketua Komite Pencari
Syuhada Yang Hilang)
Makan Malam yang Sederhana
Suatu
hari ketika saya menghadap Rahbar di rumah beliau, pembicaraan kami berlangsung
sangat lama hingga mendekati saat shalat Maghrib. Usai menunaikan shalat
Maghrib, beliau berkata kepadaku, "Saudara Rahim, makan malamlah bersama
kami." Meski menurutku ini merupakan anugerah yang besar namun saya
menolak dengan halus karena hal ini akan merepotkan beliau. Rahbar mengatakan,
"Ini tidak merepotkan, tetaplah di sini dan makan malam bersama kami apa
adanya." Ketika makan malam telah disiapkan, saya melihat makan malam
beliau bersama keluarganya sangat sederhana dan tak lebih dari TELUR GORENG.
Akhirnya saya pun ikut makan bersama beliau dengan makanan sederhana tersebut. (Panglima
Pasukan Pengawal Revolusi, Mayjen Rahim
Safawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar