Oleh
Sulaiman Djaya (esais & penyair)
Kesuksesannya
menggempur ISIS yang didanai dan diciptakan Blok Barat: Israel, Amerika, Ingris
serta sejumlah Negara anggota NATO (plus Rezim Al-Saud, Turki, Qatar, dkk)
telah melambungkan namanya dalam jagat politik global saat ini. Ia juga dikenal
dengan presiden dan pemimpin yang dekat dengan para pemimpin muslim. Selain
itu, ia pun dikenal sebagai ‘politisi’ ulung yang cerdik memainkan strategi
untuk menerapkan kebijakannya, baik di dalam negeri Rusia maupun berkaitan
dengan hiruk-pikuk politik global beberapa tahun belakangan ini.
Tapi
siapakah Vladimir Putin, sang Presiden Federasi Rusia, yang saat ini
popularitasnya mengalahkan Barrack Obama dan dua kali didapuk oleh majalah
Forbes sebagai pemimpin yang paling berpengaruh di dunia itu? Jawabannya tentu
saja tak lepas dari sejarah politik Rusia itu sendiri dari masa ke masa –sebelum
akhirnya dipimpin Vladimir Putin.
PUTIN & RUSIA
Di
masa-masa akhir era Perang Dingin (1947 – 1991), Rusia sempat hendak “gulung
tikar” dan hampir-hampir menjadi negara gagal (failure state). Kala itu,
inflasi meroket, ekonomi ambruk serta dikuasai segolongan oligarkh, yang pada
saat yang sama kriminalitas dan mafia kejahatan merajalela, sistem sosial
berantakan dan kekarutan sosial-politis-ekonomis lainnya.
Ketika
Januari 2000-an Presiden Boris Yeltsin menunjuk Vladimir Putin sebagai Perdana
Menteri (PM), mayoritas rakyat Rusia belum mengenalnya. Tak ubahnya mitos
“Satrio Paningit” dalam kepercayaan masyarakat Jawa (yang dirindu berbagai
kalangan di Indonesia), Putin dapat dikatakan sebagai orang yang dinantikan
oleh Rusia. Ia bukan hanya pemimpin hebat bagi Beruang Merah, tetapi juga ahli
strategi.
Setidak-tidaknya,
ada beberapa hal yang mendorong Putin berhasil menjadi seorang pemimpin Rusia
yang telah merubah Rusia yang hampir ambruk dan sekarat kembali menjadi negara
besar yang bangkit dan memiliki taring dalam politik global saat ini.
Salah-satunya adalah kepemimpinannya yang tegas dan tak ragu-ragu, yang membuat
semua kebijakannya berhasil. Putin juga dikelilingi oleh orang-orang terpercaya
dari St. Petersburg daerah asalnya. Di sinilah ia sangat berbeda dengan rezim
sebelumnya, dimana anak-anak Yeltsin serta menantunya turut campur tangan dalam
politik.
Dalam
konteks politik global belakangan ini, yang tambah ramai karena terorisme ISIS
itu, ia menggunakan kesempatannya sebagai presiden dengan menjalin kemitraan
dengan para pemimpin yang ‘anti’ Amerika dan tentu saja, kembali menghidupkan
sentiment Blok Timur yang sempat terabaikan di masa Yeltsin atau pun Gorbachev.
Secara
ekonomis dan politis, dalam dua periode masa jabatannya (8 tahun) dahulu,
hampir sekitar 20 juta rakyat Rusia dientaskan dari kemiskinan, kemudian sistem
pendidikan serta kesehatan diperbaiki, industri strategis dinasionalisasi,
pengangguran dikurangi, korupsi bisa berkurang, pembayar pajak meningkat, utang
luar negeri 200 miliar dollar dilunasi, mata uang rubel menguat, cadangan
devisa menjadi 450 dollar AS (nomor tiga di dunia pada dekade 2007-an).
Dan
akhirnya, yang paling membanggakan bagi rakyat dan bangsa Rusia adalah bahwa
Putin dinilai berhasil membangun kembali martabat Rusia Raya sehingga disegani
oleh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar