Puisi Emily Bronte (1818
– 1848)
Rasa dingin di dalam tanah–salju tebal
menimbun tubuhmu,
jauh, jauh, terhapuslah, dingin dalam pemakaman menyedihkan!
Bisakah kulupakan, cintaku, yang mencintai dirimu,
Terputus demi memutuskan seluruh alunan musim?
jauh, jauh, terhapuslah, dingin dalam pemakaman menyedihkan!
Bisakah kulupakan, cintaku, yang mencintai dirimu,
Terputus demi memutuskan seluruh alunan musim?
Kini, ketika seorang diri, janganlah pikiranku
melayang lebih jauh
hingga ke pegunungan, lalu ke pantai utara,
Berhenti pada sayap-sayap yang padang rumput dan daun-daun pakis menutupinya
Sanubarimu yang agung, adakah yang abadi, selamanya?
hingga ke pegunungan, lalu ke pantai utara,
Berhenti pada sayap-sayap yang padang rumput dan daun-daun pakis menutupinya
Sanubarimu yang agung, adakah yang abadi, selamanya?
Rasa dingin di dalam tanah, dan lima belas
Desember yang liar,
Dari bukit kecokelatan itu, ada musim semi yang melebur:
Kesetiaan, kesungguhan, jiwa yang terkenang,
Setelah tahun-tahun perubahan dan penderitaan!
Dari bukit kecokelatan itu, ada musim semi yang melebur:
Kesetiaan, kesungguhan, jiwa yang terkenang,
Setelah tahun-tahun perubahan dan penderitaan!
Cinta manis di masa muda, maafkanlah, jika aku
melupakanmu,
Sementara golombang di dunia terus menghubungkanku;
Pada hasrat lain dan harapan lain yang mengepungku,
Harapan-harapan tersembunyi, tapi ini bukanlah kesalahanmu!
Sementara golombang di dunia terus menghubungkanku;
Pada hasrat lain dan harapan lain yang mengepungku,
Harapan-harapan tersembunyi, tapi ini bukanlah kesalahanmu!
Tak ada cahaya esok yang dapat menyinari
surgaku,
Tak ada pagi kedua yang dapat bersinar untukku;
Semua kebahagiaan hidupku berasal dari jiwamu,
Semua kebahagian hidupku terkubur dalam dirimu.
Tak ada pagi kedua yang dapat bersinar untukku;
Semua kebahagiaan hidupku berasal dari jiwamu,
Semua kebahagian hidupku terkubur dalam dirimu.
Tetapi, ketika hari-hari dengan mimpi indah
telah binasa,
Dan ketika keputusasaan telah dihancurkan dalam ketidakberdayaan;
Lalu aku belajar bagaimana kebahagian bisa disimpan dalam hati,
Dengan begitu kuat, dan kebosanan tanpa penolong dalam kebahagiaan.
Dan ketika keputusasaan telah dihancurkan dalam ketidakberdayaan;
Lalu aku belajar bagaimana kebahagian bisa disimpan dalam hati,
Dengan begitu kuat, dan kebosanan tanpa penolong dalam kebahagiaan.
Kemudian aku memeriksa air mata dari perasaan
yang sia-sia–
Menghentikan jiwaku dari kerinduan untukmu;
Penolakan tegasnya menghanguskan harapan dengan cepat
Jatuh terjerembab ke bawah pusaraku.
Menghentikan jiwaku dari kerinduan untukmu;
Penolakan tegasnya menghanguskan harapan dengan cepat
Jatuh terjerembab ke bawah pusaraku.
Dan, meski belum kulakukan, Aku tak sampai
hati membiarkannya tersiksa,
Tidak berani mempertaruhkan hati dalam ingatan bahagia yang pedih;
sekali meneguk dalam-dalam penderitaan yang indah,
Bagaimana bisa aku mencari kehampaan duniawi lagi?
Tidak berani mempertaruhkan hati dalam ingatan bahagia yang pedih;
sekali meneguk dalam-dalam penderitaan yang indah,
Bagaimana bisa aku mencari kehampaan duniawi lagi?
Diterjemahkan dari puisi berjudul Remembrance karya Emily Bronte oleh Juwita
Purnamasari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar