Kata Fisika
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala ini pada
mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita, misalnya penglihatan menemukan
optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi, dan indra
peraba yang dapat merasakan panas.
Mengapa kita perlu mempelajari Fisika? Fisika
menjadi ilmu pengetahuan yang mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan
struktur benda, khususnya benda mati. Menurut sejarah, fisika adalah bidang
ilmu yang tertua, karena dimulai dengan pengamatanpengamatan dari gerakan
benda-benda langit, bagaimana lintasannya, periodenya, usianya, dan lain-lain.
Bidang ilmu ini telah dimulai berabad-abad yang lalu, dan berkembang pada zaman
Galileo dan Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum mengenai benda yang jatuh,
sedangkan Newton mempelajari gerak pada umumnya, termasuk gerak planet-planet
pada sistem tata surya.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu fisika
sangat mendukung perkembangan teknologi, industri, komunikasi, termasuk
kerekayasaan (engineering), kimia, biologi, kedokteran, dan lain-lain. Ilmu
fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomenafenomena yang
menarik. Mengapa bumi dapat mengelilingi matahari? Bagaimana udara dapat
menahan pesawat terbang yang berat? Mengapa langit tampak berwarna biru?
Bagaimana siaran/tayangan TV dapat menjangkau tempattempat yang jauh? Mengapa
sifat-sifat listrik sangat diperlukan dalam sistem komunikasi dan industri?
Bagaimana peluru kendali dapat diarahkan ke sasaran yang letaknya sangat jauh,
bahkan antarbenua? Dan akhirnya, bagaimana pesawat dapat mendarat di bulan? Ini
semua dipelajari dalam berbagai bidang ilmu fisika.
Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua
kelompok, yaitu fisika klasik dan fisika
modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang
ditangkap oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas,
bunyi, optika, dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika
modern. Fisika modern berkembang mulai abad ke-20, sejak penemuan
teori relativitas Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga Curie.
Tujuan mempelajari ilmu fisika adalah agar kita dapat mengetahui
bagian-bagian dasar dari benda dan mengerti interaksi antara benda-benda, serta
mampu menjelaskan mengenai fenomena-fenomena alam yang terjadi. Walaupun fisika
terbagi atas beberapa bidang, hukum fisika berlaku universal. Tinjauan suatu
fenomena dari bidang fisika tertentu akan memperoleh hasil
yang sama jika ditinjau dari bidang fisika lain. Selain itu
konsep-konsep dasar fisika tidak saja mendukung perkembangan fisika sendiri,
tetapi juga perkembangan ilmu lain dan teknologi. Ilmu fisika menunjang riset
murni maupun terapan. Ahli-ahli geologi dalam risetnya menggunakan
metode-metode gravimetri, akustik, listrik, dan mekanika. Peralatan modern di
rumah sakit-rumah sakit menerapkan ilmu fisika. Ahli-ahli astronomi memerlukan
optik spektografi dan teknik radio. Demikian juga ahli-ahli meteorologi (ilmu
cuaca), oseanologi (ilmu kelautan), dan seismologi memerlukan ilmu fisika.
Fisika lahir dan berkembang dari hasil percobaan dan
pengamatan. Percobaan (eksperimen) dan pengamatan (observasi) memerlukan
pengukuran (measurement) dengan bantuan alat-alat ukur, sehingga diperoleh
data/ hasil pengamatan yang bersifat kuantitatif. Sebagai contoh, hasil
pengukuran pada suatu percobaan diperoleh panjang terukur 4 meter, volume air
10 cm3 pada suhu 15 °C. Dalam fisika, panjang, volume, dan suhu
adalah sesuatu yang dapat diukur. Sesuatu yang dapat diukur itu disebut
besaran. Besaran mempunyai dua komponen utama, yaitu nilai dan satuan. Dalam
ilmu fisika, perlu diingat bahwa tidak semua besaran fisika mempunyai satuan,
sebagai contoh indeks bias dan massa jenis relatif.
Fisika Modern & Fisika Klasik
Fisika Modern secara
umum dibagi menjadi dua bagian pembahasan yaitu Teori kuantum lama dan Teori
Kuantum Modern. Teori Kuantum lama memperkenalkan besaran-besaran fisika,
seperti energi merupakan besaran diskrit bukan besaran kontinu seperti halnya
dibahas dalam mekanika klasik. Teori kuantum lama diawali oleh hipotesa Planck
yang menyatakan bahwa energi yang dipancarkan oleh sumber (berupa osilator)
bersifat kuanta/diskrit karena hanya bergantung pada frekuensinya bukan pada
amplitudo seperti dalam mekanika klasik dimana besaran amplitudo tidak terbatas
(kontinu). Pada tahun 1900 Max-Planck merumuskan besaran energi yang bersifat
diskrit dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh benda hitam yaitu : E = nhf dimana n = 1, 2, 3, ... dan h = 6,626 x 10-34
Joule/detik (konstanta Planck). Albert Einstein pada tahun 1905 menggunakan
konstanta Planck dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh berkas
cahaya/foton (penemuan efek fotolistrik).
Fisika modern
merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari perilaku materi
dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau gelombang.
Pada prinsipnya sama seperti dalam fisika klasik, namun materi yang dibahas
dalam fisika modern adalah skala atomik atau subatomik dan partikel bergerak
dalam kecepatan tinggi. Untuk partikel yang bergerak dengan kecepatan mendekati
atau sama dengan kecepatan cahaya, perilakunya dibahas secara terpisah dalam
teori relativitas khusus. Ilmu Fisika Modern dikembangkan pada awal abad 20,
dimana perumusan-perumusan dalam Fisika Klasik tidak lagi mampu menjelaskan
fenomenafenomena yang terjadi pada materi yang sangat kecil. Fisika Modern
diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa besaran energi suatu benda
yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun bersifat diskrit
(kuanta), sehingga muncullah istilah Fisika Kuantum dan ditemukannya konsep
dualisme partikel-gelombang. Konsep dualisme dan besaran kuanta ini merupakan
dasar dari Fisika Modern.
Secara garis besar, kini, fisika bisa dibagi menjadi
dua yaitu fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik biasanya mempelajari
materi dan energi dari suatu kejadian keseharian yang mudah diamati (kondisi
normal). Beberapa topik bahasannya adalah mekanika, termodinamika, bunyi,
cahaya, dan elektromagnet (listrik dan magnet).
Pada fisika modern, materi dan energi yang dipelajari
sering kali berada pada kondisi ekstrem atau skala sangat besar atau sangat
kecil. Sebagai contoh, topik mekanika kuantum. Atau, ada pula fisika atom dan
inti. Atau, fisika partikel elementer (FPE) yang skalanya lebih kecil daripada
atom dan inti. Bidang FPE ini dikenal pula dengan nama “fisika energi-tinggi”.
Fisika Klasik :
·
Cahaya digambarkan sebagai gelombang
·
Teori ini tidak dapat menerangkan
spektrum radiasi benda hitam
·
Energi kinetik bertambah jika
intensitas cahaya diperbesar
·
Efek fotolistrik terjadi pada
tiap frekuensi asal intensitasnya memenuhi
·
Fisika klasik dibagi atas 3 fase,
yakni padat, cair, gas.
Fisika Modern :
·
Cahaya digambarkan sebagai partikel
·
Terdiri dari paket-paket energi
yang disebut kuanta atau foton
·
Energi kinetik tidak bergantung
pada intensitas cahaya
·
Efek fotolistrik terjadi
diperlukan frekuensi minimum (frekuensi ambang)
·
Dapat menjelaskan Energi kinetik
maksimal jika frekuensi cahaya diperbesar
·
Radiasi kalor tergantung pada
suhu
·
Makin tinggi suhu, makin besar
energi kalor yang dipancarkan
·
Fisika Modern terbagi atas 4 fase
padat, cair, gas, dan plasma.
·
Dapat membuktikan adanya fenomena
efek fotolistrik dan efek Compton
·
Cahaya tersusun dari paket-paket
energi diskret yang diberi nama foton
·
Masing-masing foton memiliki
energi sesuai dengan frekuensinya. Persamaan energi foton Einstein adalah
sebagai berikut: E = hυ
atau E = hc/λ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar