Label

Kamis, 28 Mei 2015

Para Pemberani yang Membuat Pusing Israel dan Amerika


Oleh Denny Siregar

Seorang teman bertanya, "saya sudah membaca kisah-kisah para pemberani di Karbala. Tapi adakah yang seperti mereka sekarang ini?"

Aku tersenyum, kuhirup kopiku. Maukah kuceritakan tentang hantu-hantu kematian Amerika? Dengarlah cerita tentang Sayyid Hassan Nasrallah. Dialah pemimpin pasukan Hezbollah yang sangat ditakuti Israel. Wajahnya sering terlihat, tapi sosoknya sulit diketahui.

Satu kata darinya, "Kita berangkat.." maka separuh penduduk Libanon menghilang dan tiba-tiba sudah ada di medan perang. Mereka yang di Libanon dikenal sebagai tukang sapu, penjual buah-buahan di pasar, supir taksi menjadi satu pasukan yang handal yang kemampuannya disegani kawan maupun lawan.

Selain Sayyid Hassan Nasrallah, Jenderal Perang yang ditakuti adalah Maher Al Assad. Maher Assad adalah adik kandung Bashar Assad, Presiden Suriah. Profilnya sulit ditemukan karena memang ia tidak pernah muncul dalam forum resmi karena menolak untuk difoto. Tapi "hasil kerja"nya sangat nyata. Bertahun-tahun beberapa negara menggempur Suriah untuk menggulingkan Bashar, tapi mereka tidak pernah berhasil. Sang Jenderal misterius ini berhasil menjadikan tentara Suriah yang berkarat menjadi mesin perang yang efektif dan solid.

Musuh tidak mampu melemahkan pasukan Maher. Mereka hanya mampu menghembuskan isu bahwa ia kehilangan kakinya dan tewas saat perang. Tapi isu itu tidak pernah terbukti, dan pasukan Suriah tetap jaya sampai kini...."

Temanku terlihat kagum mendengar nama-nama yang jarang di dengarnya.

"Jika kamu kagum dengan dua panglima perang itu, kuceritakan lagi siapa dedengkotnya yang membuat Amerika ketakutan...

Dialah Jenderal Qasim Sulaimani. Pimpinan pasukan Quds, sayap dari Garda Revolusi Iran. Tugasnya adalah membangun kekuatan-kekuatan Iran di luar negeri, seperti di Lebanon, Suriah, Irak, Yaman dan Palestina.

Jenderal Qasim Sulaimani sangat ditakuti Amerika karena ia bisa berada di beberapa tempat sekaligus. Satu waktu, AS melihatnya di Irak sedang mengatur masuknya 2000 pasukan khusus Iran. Ia terlihat santai tanpa dikawal siapapun. Dan pada waktu yang berdekatan, AS juga melihatnya di Lebanon sedang bertemu Sayyid Hassan Nasrallah.

Sosoknya sangat misterius. Dan begitu banyak isu dihembuskan kepadanya. Jenderal-jenderal AS segan kepadanya dan menghormati semua kerjanya. Kekalahan AS di Irak, Suriah dan Palestina selalu ada jejak tangan dingin sang Jenderal.."

Temanku terdiam dan kulihat ia belum meminum kopinya.

"Dan kamu tahu satu hal yang penting?"
 
"Apa itu ?" Tanyanya.

"Para panglima perang yang ditakuti oleh lawan dan memegang kekuasaan atas militer itu, tidak sedikitpun tergoda oleh kursi kekuasaan. Mereka sangat loyal dan keloyalan mereka karena mereka memahami agamanya dengan baik. Mereka bukan penghianat.

Sayyid Hassan Nasrallah tidak tertarik menjadi pemimpin Lebanon, Maher Assad selalu dibelakang kakaknya, dan Jenderal Qassim Sulaimani selalu bergerak dalam perintah Rahbar Ali Khamenei.

Mereka seperti setianya Imam Ali bin Abi Thalib as kepada Nabinya.." 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar