Label

Minggu, 19 April 2015

Toyomerto yang Dilintasi yang Dilupakan

(Foto: Cilegon, Banten)

Oleh  Adi Sudrajat (Penulis di Tabloid Ruang Rekonstruksi)

Di tengah masyarakat begitu banyak bentuk kisah yang berkembang, kemudian kisah itu diklasifikasikan dalam cerita rakyat. Cerita rakyat berkembang lantaran tradisi lisan yang diwarisi oleh umumya masyarakat Indonesia. Meski sudah jelas kelasifikasinya, bukan berarti menyelesaikan anggapan sebagian besar masyarakat tradisi mengenai kisah-kisah yang diwarisi turun temurun itu. Masyarakat tradisi tetap meyakini kisah-kisah itu merupakan bagian dari sejarah.

Dengan keyakinan tersebut, tantangan berikutnya adalah bagaimana menemukan kebenaran dari sejarah, lantaran ilmu sejarah juga memiliki disiplin pendekatan yang ketat dan tidak semena-mena. Apa lagi hanya berlandaskan oleh pencocokan-pencocokan nama, sebagaimana kerajaan Nabi Sulaiman yang diyakini dan sedang digadang-gadang berada di Sleman hanya dilandaskan oleh kesamaan nama dan beberapa kemiripan lainnya.

Cerita rakyat bagaimana pun menjadi khazanah kekayaan Indonesia, tidak ada yang perlu digugat. Mengenai paham masyarakat tradisi pun, biarlah demikian adanya. Karena bangsa yang besar harus memiliki masyarakat tradisi yang mengakarkan tindakannya pada kearifan lokal, tidak terkecuali Indonesia.

Di bagian barat Indonesia, tepatnya di Banten juga banyak cerita rakyat, terutama cerita rakyat yang berkaitan dengan nama tempat. Salah satunya adalah Toyomerto yang berada di antara dua kota, yaitu Cilegon-Serang. Di antara dua kota yang sama-sama mengalami perkembangan pesat, terutama berkenaan dengan idustrialisasi, cerita rakyat menjadi sangat urgen untuk disimpan dan diabadikan agar tidak tergerus begitu saja tanpa jejak.

Pada tahun 1982, Desa Toyomerto mengalami pemekaran lantaran terbelah jalan raya dan sungai, terbentuklah pemerintahan desa baru, Desa Wanayasa yang terletak di Barat jalan sedangkan Toyomerto sediri berada di sebelah Timur Jalan. Pemekaran ini disebabkan penduduk yang padat, faktor geografis yang dibatasi oleh jalan milik Negara, dan sebagainya.

Dari segi etimologi, Toyomerto terdiri dari dua kata dari bahasa Jawa. yang memiliki arti, Toyo berarti air dan Merto” berarti merata. Penamaan tersebut didasari oleh sebuah kisah, yang konon ada sumber air di bawah kaki Gunung Pinang, tepatnya di Kampung Wera yang mafaatnya dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat di sekitar gunung tersebut.

Sayangnya, ketika tim redaksi melakukan pencarian sumber mata air tersebut, tidak mendapatkan hasil. Hal ini dikarenakan sumber mata air yang dimaksud telah digunakan perusahaan air minum swasta. Meski tidak dapat menemukan sumber mata air, bagi yang ingin melihat peninggalan lain yang korelatif dengan asal-usul Desa Toyomerto, dapat dikunjungi sebuah sumur yang ukurannya melebihi ukuran normal, yaitu berdiameter 2 Meter di Kampung Wera.

Desa yang menjadi bagian Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten ini terbagi empat wilayah, yaitu Wanasaba, Wera, Suka Mulya Baru, dan Perumahan Puri Hijau. Selain itu, ada beberapa tempat yang dapat dijumpai ketika melintasi jalan utama Cilegon-Serang itu, di antaranya BMW, Wisata Wulandira, dan Gunung Pinang.

Hal yang juga berkorelasi dengan keberadaan Toyomerto adalah mengenai Geger Cilegon. Menurut berbagai sumber, Toyomerto menjadi tempat pertempuran paling ganas sepanjang Geger Cilegon berlangsung, setelah penyerangan Kantor Asisten Resident Goebels (sekarang Rumah Dinas Kota Cilegon). Wacana mengenai pertempuran di Toyomerto juga pernah menjadi bahan perbincangan hangat di Komunitas Sebelas, yang beranggotakan Dadi Ruswandi (alm), Abah Yadi Ahyadi, Sulaiman Djaya, Muhammad Al-Faris, dan lainnya di kediaman Indra Kusumah di Cilegon.

Di sana terjadi pertempuran sengit antara pasukan Ki Wasid dengan pasukan Belanda kiriman dari Serang. Pertempuran sengit itu, meski dimenangkan oleh Belanda, memberikan satu ilham kepada generasi selanjutnya, bahwa tidak ada yang sia-sia dari sebuah perlawanan, bahkan saat perlawanan harus diakhiri dengan kekalahan. Karena memperjuangkan kemerdekaan dari segala bentuk ketidakadilan dan penindasan adalah satu-satunya jalan yang harum untuk ditempuh.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai Geger Cilegon, telah banyak buku atau situs yang memuat perang paling mengharukan di Tanah Cilegon itu. Tinggal dicari di internet atau memburu buku-buku di perpustakaan.

Toyomerto, masa kini tinggal sebuah tempat yang sering dilintasi oleh orang dari Cilegon menuju Serang atau dari Serang menuju Cilegon. seperti tidak pernah terjadi apa-apa di sana, lantaran masyarakat kebanyakan tidak tahu pada sejarahnya sendiri.

Pemandangan yang dapat ditemukan di sana adalah debu, bongkahan-bongkahan tanah dari truk-truk besar yang berceceran di sepanjang jalan, serta Gunung Pinang yang tampaknya mulai diincar oleh para investor. Gunung yang dikeruk dari belakang dan dalam hitungan beberapa tahun akan lenyap, seperti lenyapnya bukit-bukit sepanjang Jalan Lingkar Selatan.

Jumat, 03 April 2015

Peradaban Alam Semesta




Oleh Sayyid Murtadha Mujtahedi Sistani

Doktor Shepli mengatakan di alam raya ini minimalnya terdapat 100 juta planet berpenghuni. Para penghuni dari sebagian besar planet tersebut memiliki tingkat kemajuan yang lebih dari kita. Para ahli ilmu perbintangan (astronomi seperti Atzasteru, Karl Sagan, Franc Deric dan beberapa orang lainnnya yang berkumpul pada tahun 1961 di Green Bang, Viginia Barat, memberikan pandangan mereka  dan mengumumkan bahwa: “Di alam yang luas ini, terdapat antara 40 juta sampai 50 juta planet. Para penghuninya berusaha keras dengan melalui cara tertentu untuk memberikan tanda dan pesan kepada kita. Atau sebaliknya, mereka berusaha mendengar pesan atau berita yang dikabarkan dari arah bumi.”

Seorang ilmuwan Perancis, Morice Shotlun, yang merupakan salah seorang ahli pada lembaga antariksa Amerika, minimal tiga kali berhasil mendapatkan tanda atau sinyal radio. Sinyal radio ini dimungkinkan berasal dari luar angkasa dan bersumber dari makhluk pintar. Dari sini dapat dipahami bahwa sebagian dunia di alam ini berusaha dengan gigih melalui cara ini (mengirimkan sinyal radio) untuk memberitahukan keberadaan mereka kepada para astronom di seluruh planet.

Dua orang ilmuwan antariksa Rusia, Turutaski dan Cordosev berhasil menangkap sinyal radio yang penuh rahasia ini. Sinyal yang dikirim dari luar angkasa ini berhasil ditangkap selama beberapa tahun melalui empat stasiun radio Rusia. Sinyal dan tanda ini bukan berasal dari satelit atau statsiun luar angkasa buatan manusia. Hal ini karena ternyata sinyal berhasil ditangkap beberapa tahun sebelum stasiun luar angkasa Esputanic diluncurkan. Esputanic merupakan statsiun luar angkasa yang pertama kali diluncurkan.[1]

Hingga sekarang, dilaporkan 113 pesan melalui cara ini dan lebih dari 1500 pesan melalui alat komunikasi serta pesan-pesan komunikasi melalui media yang beragam di atas bumi masing-masing berhasil menangkap keberadaan benda bercahaya. Media-media ini juga berhasil menangkap pesan-pesan mereka. Kemudian rekamannya dibawa ke bumi. Tidak ada keraguan bahwa pesan-pesan ini dikirim oleh planet lain dari belahan angkasa dunia lain.

Namun sampai sekarang belum dapat dipastikan atau diketahui apa isi pesan tersebut. Dan yang lebih penting lagi adalah dari mana sesungguhnya asal pesan-pesan itu. Akan tetapi bisa jadi institusi-institusi pemerintah yang menangani masalah ini pada dasarnya mengetahui rahasia-rahasia tersebut, hanya saja mereka tidak mengungkapkannya. Lebih khusus lagi bisa dikatakan bahwa pesan-pesan itu dikirim dari planet lain kepada institusi pemerintah tertentu dan institusi ini punya kewenangan atas pesan tersebut,namun tetap menghindari untuk menyebarkan masalah ini.[2]

Oleh karena itu, saat ini tidak ada keraguan bagi siapa pun bahwa terdapat kemungkinan adanya kehidupan di luar planet bumi. Ketika sebelas orang ilmuwan spesialis berpisah setelah konferensi terbatas pada 1961 di Green Bang, Virginia Barat, mereka membuat draft kesepahaman dan kesepakatan bahwa berdasarkan sebuah formula dibuktikan adanya peradaban pada galaksi kita lebih dari 50 juta peradaban. Roger Mc Guwon, salah seorang pejabat NASA (yang bertempat di Radustan, Alabama) berdasarkan pendapatnya telah ditemukan kemajuan-kemajuan angkasa terbaru.  Peradaban di galaksi diperkirakan mencapai 130 milyar.

Catatan:

[1] Gomshodegan-e Musalas Barmuda : 192
[2] Bushqab-e Parandeh : 212 


Kamis, 02 April 2015

Politik Teror Amerika dan Rezim Saudi Arabia




Setelah berusaha melakukan pendekatan ke pihak rezim Saudi agar menghentikan intervensi di Irak dan tidak mendapatkan respon positif, pemerintah Irak melalui Penasehat Perdana Menteri, Mathlabi, menyatakan secara resmi adanya bukti-bukti otentik yang membongkar jaringan Wahabi esktrem yang dibekali oleh fatwa-fatwa dan doktrin serta indtruksi para tokoh dan pemimpin Wahabi dan pejabat pemerintah Saudi yang menganjurkan pembunuhan masyarakat sipil Irak yang bermazhab Syi’ah.

Dalam diskusi talk show di saluran televisi Al-Alam terungkap adanya skenario global Amerika dengan kakitangan rezim Saudi melalui kelompok-kelompok teroris anti pluralisme Muslim, terutama di Irak, Lebanon dan Timur Tengah, bahkan Indonesia.

Menurut seorang akademis Irak yang tinggal di London, Amerika memang sengaja menggunakan kelompok-kelompok anti persatuan mazhab-mazhab Islam ini sebagai cara untuk menakut-nakuti warga dan Pemerintah Irak agar mengharapkan kehadiran Amerika di Irak.

Di sisi lain, rezim Saudi dan rezim-rezim Arab pro Amerika yang lazim disebut “poros moderat Arab” sengaja menciptakan ketegangan sektarian demi mengalihkan perhatian warga Arab di Teluk dari proses demokrasi yang berjalan di Irak. Sebagaimana diketahui Saudi dan rezim-rezim Arab di Teluk tidak menganut sistem demokrasi, namun sangat dilindungi oleh Amerika Serikat yang menggunakan standar ganda: kadang menggunakan HAM dan demokrasi sebagai kartu tekan dan kadang mendukung rezim-rezim otoriter demi melindungi kepentingan imperialistiknya.

Seiring dengan makin dekatnya realisasi penarikan pasukan AS di Irak, aksi biadab para pelaku aksi teror terhadap warga sipil Muslim Syi’ah melalui pembunuhan, bom bunuh diri dan peledakan mobil di Mousel dan propinsi-propinsi berpenduduk mayoritas Syi’ah belakangan ini makin meningkat.

Yang memprihatinkan, Muslim Syi’ah yang jumlahnya melampaui 65 persen dari total penduduk setiap hari dipancing kesabarannya melalui pembantaian demi pembantaian, malah dilukiskan oleh media-media pro rezim Wahabi sebagai pelaku pembunuhan terhadap kaum muslimin Sunni. Tidak sedikit orang awam di Indonesia yang terpengaruh dan terhasut oleh tayangan video yang dimanipulasi tersebut.

Aksi teror kelompok wahabi ekstrem melalui Al Qaeda, Taliban dan ragam nama organisasi telah menyebar dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu sasaran utama di Asia Tenggara, karena posisinya yang sangat utama dalam peta dunia Islam.

Sudah saatnya umat Islam di Indonesia secara khusus dan bangsa Indonesia serta pemerintah secara umum melakukan antisipasi terhadap ciri-ciri wahabi ekstrem yang dapat dikenali melalui cara berpakaian, gaya berbicara serta pola komunikasi yang khas. Salah satu sentra dan pusat-pusat Wahabisme Rezim Saud yang mesti disorot adalah lembaga-lembaga pendidikan asing yang mendidik generasi muda Indonesia dengan doktrin Wahabi yang secara terangan-terangan mengabaikan ke-Indonesiaan dan budaya lokal. Inilah mazhab horor transnasionalis yang menjadi ancaman serius bagi NKRI dan persatuan bangsa.