Label

Kamis, 13 Agustus 2015

Imam Ali dan Khamr




Acapkali, ummat Yahudi ingin mengetahui seberapa kuat dasar agama di luar agama Yahudi, dan karena itu mereka seringkali juga senang menguji ‘kecerdasan’ ummat lain serta kekuatan argumentasi orang-orang religius di luar komunitas mereka, semisal yang sering mereka lakukan terhadap kaum muslim di jaman rasulullah dan para imam ahlul-bait dan terhadap umat kristiani di jaman Isa al Masih. Contohnya sebagai berikut:

Suatu hari Imam Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah diundang seorang Yahudi untuk mengahadiri acara jamuan di rumahnya. Kepada Imam Ali, Yahudi itu menyuguhkan buah anggur. Imam Ali pun memakannya. Lalu Yahudi itu memberi segelas khamr kepada Imam Ali (mungkin untuk mencobai Imam Ali, sebab dalam Yahudi pun khamr diharamkan). "Maaf, khamr diharamkan bagi kami kaum muslimin", kata Imam Ali. "Sungguh aneh sekali kalian ini wahai muslim", kata Yahudi itu, "kalian menghalalkan anggur tapi mengharamkan khamr, padahal khamr berasal dari anggur".

"Apakah kamu memiliki istri?", tanya Imam Ali. "Punya!" Jawab Yahudi itu. "Datangkanlah ia kemari". Yahudi itu pun memanggil istrinya. "Apakah kamu memiliki seorang putri?", tanya Imam Ali lagi. "Punya!", jawab Yahudi itu. "Datangkan dia ke sini!" Yahudi itu pun memanggil putrinya. Dan setelah istri dan putri si Yahudi itu hadir, Imam Ali pun berkata kepadanya: "Bukankah Allah menghalalkan kepadamu istrimu dan mengharamkan putrimu untukmu, padahal putrimu berasal dari istrimu?" 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar