Label

Minggu, 20 Juli 2014

Makna Ungkapan Gus Dur Tentang Prabowo


Saat kampanye kemarin ada sesuatu yang mengganjal: siaran berulang-ulang rekaman Gus Dur saat bilang Prabowo paling ikhlas. Rekaman itu entah berapa ribu kali diputar berulang-ulang oleh TV One supporter dari Prabowo-Hatta hingga kalau ada replaynya lagi saya langsung switch channel. Padahal dulu, saya paling hobi dengar kelakar dan gaya Gus Dur bicara. Bukannya saya jadi antipati dengan Gus Dur, namun saya kok seperti skeptis dengan ucapan itu ya. Jadi berpikir, apa Gus Dur benar-benar mengatakan letter lux atau kiasan?

Apalagi belakangan setelah pilpres usai, tindak tanduk Prabowo secara personal malah kelihatan tidak mencerminkan kesamaan dengan apa yang Gus Dur bilang. Agak jauh dari kesan ikhlas. Makin menguatlah pertanyaan saya: apa maksud kata-kata Gus Dur waktu itu sebenarnya?

Hari ini logika saya baru ON setelah bicara dengan salah seorang alim ulama lokal yang juga mengidolakan Gus Dur. Beliau bilang kalau apa yang disampaikan Gus Dur itu belum merupakan pujian, itu adalah ungkapan harapan. Gus Dur dikatakan sebenarnya mengerti karakter Prabowo sesungguhnya, sebab itu Gus Dur melakukan framing supaya Prabowo “terpaksa tersemat” dengan sebutan ikhlas itu.

Kalau bahasa gampangnya, apa yang Gus Dur bilang lebih mirip kuncian. Sebuah sindiran halus yang digunakan untuk mengunci Prabowo untuk tetap ikhlas. Dulu pernah belajar sosiologi waktu SMA kan? (Kalau saya tidak salah ingat atau tertukar-tukar) Ada yang namanya proses labelling. Anak pemalas yang dilabel sebagai anak pintar akan tertanam dalam dirinya bahwa dia memang pintar. Sang anak pun akan lebih berusaha keras untuk memenuhi ekspektasi orang yang melabeli nya sebagai anak pintar.

Saya sekarang juga sama dengan Gus Dur: PRABOWO ITU PASTINYA ORANG PALING IKHLAS SE-INDONESIA TANGGAL 22 JULI NANTI! Yuk mari kita labeli Prabowo bareng-bareng, maksudnya supaya memang benar beliau akan jadi orang paling ikhlas di 22 Juli nanti, amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar