Label

Kamis, 02 Oktober 2014

Juru Masak dan Sang Angsa


Seorang bangsawan mengundang seorang terhormat untuk makan malam. Untuk menghormati sang tamu, maka tuan rumah meminta juru masaknya untuk menyajikan bangau panggang. Si tukang masak merupakan tukang masak ulung dan memanggang bangau tersebut dengan sempurna. Saking enaknya aroma panggangan, si tukang masak tidak dapat menahan diri lalu memotong salah satu kakinya dan memakannya. Kemudian dia mengatur penyajian panggangan bangau sedemikian sehingga yang tampak adalah bagian sisinya. Si bangsawan mencoba mempertahankan ketenangannya dan mengabaikan mutilasi yang terjadi pada bangau, lalu melayani tamu dengan tenang. Namun dia berjanji dalam hati untuk mengajar juru masaknya setelah tamu pergi. Pada keesokan harinya dia membawa juru masaknya keluar ke halaman istana lalu menunjukkan seekor angsa yang sedang berdiri di sana, demi mengajarkannya bahwa angsa punya dua kaki. Dia berkata kepada si juru masak, “Coba kamu lihat! Angsa punya dua kaki. Kamu apakan kaki angsa yang satunya tadi malam?” Si juru masak kemudian membalas, “Tapi angsa cuma punya satu kaki. Coba liat itu!” Seperti kebiasaan angsa pada umumnya, angsa itu sedang berdiri dengan satu kaki saja. Merasa dia sedang dikerjain dan demi mengalahkan trik si juru masak, sang bangsawan bertepuk tangan dan angsa itupun menurunkan kaki yang satunya lalu terbang. Si bangsawan berkata, “Lihat sendiri, angsa punya dua kaki!” Si juru masak membalas, “Tapi tadi malam tuan tidak bertepuk tangan.” [Gordon H. Clark, Logic, Halaman 18 – 19] 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar