Label

Jumat, 09 Oktober 2015

Nabi Daniel (as) dan Nabi Jeremiah (as)



Dari Abdullah bin Abu Hudhail, ia bercerita: Nebukadnezar telah melatih dua ekor singa dan melemparkan kedua singa tersebut ke dalam sumur. Lalu Nebukadnezzar membawa nabi Daniel as dan memasukkannya ke dalam sumur tersebut, tapi kedua singa itu tidak menerkamnya. Hanya saja, setelah begitu lama dalam sumur itu, sebagaimana manusia lainnya, nabi Daniel pun ingin makan dan minum. Kemudian Allah mewahyukan kepada nabi Irmiya (Jeremiah) yang tengah berada di Suriah agar menyiapkan makanan dan minuman untuk nabi Daniel. Nabi Irmiya (Jeremiah) pun menyahut:

Wahai Tuhanku, aku tinggal di bumi yang suci (Suriah) sedang Daniel ada di negeri Babilonia (Irak).

Lalu Allah kembali mewahyukan agar nabi Irmiya mempersiapkan sesuatu yang sudah Allah perintahkan, dan Allah akan mengirim makhluk yang akan membawa dirinya sekaligus membawa apa yang sudah ia siapkan. Nabi Irmiya pun menunaikan perintah wahyu itu, lalu Allah mengutus makhluk yang membawa nabi Irmiya sekalian membawa segala sesuatu yang sudah disiapkannya, hingga sampai di mulut sumur itu, tempat nabi Daniel tergeletak dalam keadaan lapar dan lemah. Nabi Daniel menyambutnya dengan bertanya:

“Siapa engkau?” “Aku Irmiya,” jawab nabi Irmiya. “Siapa yang membawamu?” tanya nabi Daniel. “Tuhanmu mengutus aku agar menemuimu,” kata nabi Irmiya. Nabi Daniel menimpali: “Dia menyebut aku?” “Ya,” jawab nabi Irmiya.  Nabi Daniel pun bersyukur:

“Segala puji bagi Allah, Dzat yang tidak melupakan orang yang mengingat-Nya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang tidak mengecewakan orang yang mengharap-Nya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang barangsiapa bertawakal kepada-Nya, niscaya Allah akan mencukupinya. Segala puji bagi Allah, Dzat yang barangsiapa menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya, maka Allah tidak akan mewakilinya kepada yang lain. Segala puji bagi Allah yang mengganjar ihsan (kebajikan) dengan ihsan dan membalas keburukan dengan pengampunan. Segala puji bagi Allah yang membalas kesabaran dengan kejayaan. Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat kesukaran kami setelah kesulitan kami. Segala puji bagi Allah, yang adalah tumpuan kepercayaan kami ketika kami berpraduga buruk terhadap amal-amal kami. Segala puji bagi Allah, Dzat yang adalah tumpuan harapan kami ketika siasat telah terputus dari kami.”

Setelah kejadian itu, ulama setempat menuturkan bahwa nabi Daniel as lalu melukis (mengabadikan) gambarnya dan gambar kedua singa yang menjilatinya itu pada permata cincin agar dia tidak lupa akan nikmat Allah atasnya (diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dunya dengan sanad hasan). 


1 komentar:

  1. makasih tulisannya, kalu bisa, mohon dikasih referensinya, aku butuh bangt

    BalasHapus