Label

Rabu, 23 September 2015

Hikmah Syahadah Imam Hussain ‘Alayhis-Salam



Oleh Habib Ali Al-Jufri

Saat itu al Husain melihat musuh terus mengepungnya dan menghantam kuda yang ditungganginya dengan pedang mereka, sesekali pada kakinya dan sesekali pada pahanya. Tidak tega melihat kudanya dipukuli, al Husain pun turun dari kudanya dan melepaskan kudanya. Sang Imam lalu berdiri dengan kedua kakinya, sementara orang-orang keji telah mengepungnya. Mereka mulai menebaskan pedang ke arahnya. Tebasan itu mengenai bahu, tangan, dan kakinya.

Masing-masing mereka tidak mau menjadi orang pertama yang menebaskan pedangnya ke tubuh sang Imam. Karena mereka tahu, siksa macam apa yang akan mereka alami kelak di akhirat jika mereka membunuh al Husain. Ketika luka sang Imam semakin banyak, ia terus diserang dengan serangan yang kuat. Meski telah lelah, al Husain terus memerangi mereka hingga barisan mereka terpecah.

Namun mereka kembali mengepungnya dan salah seorang di antara mereka memukul kakinya, hingga ia berlutut. Tapi ia tetap berperang walau dalam keadaan berlutut. Lalu datanglah orang yang paling celaka, Syimmar bin Dzil Jausyan, sambil berkata, “Kenapa kalian tidak langsung membunuhnya? Bunuhlah dia segera!” Syimmar terus memanas-manasi mereka hingga salah seorang di antara mereka mendatangi al Husain dan memukul kepala sang Imam. Dan Imam pun terjatuh ke tanah.

Demi kemuliaan Dzat Yang Mengagungkan kedudukan mereka sungguh gambaran jatuhnya sang Imam ke tanah merupakan hakikat pencapaiannya pada puncak maqam kedekatan tertinggi di sisi Allah. Dan ini merupakan gambaran rendahnya dunia di sisi Allah. Ini adalah saat kemenangan sang Imam, yang telah menunjukkan kejujuran dan janji setia keluarga dan para sahabatnya terhadap datuknya, Rasulullah SAW, dalam membantu agama ini. Kemudian datanglah manusia paling celaka, Syimmar, memenggal kepala sang Imam. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar