Label

Jumat, 01 Agustus 2014

Solidaritas Untuk Palestina dari Bandung


Oleh Ahmad Sahidin

Minggu sore, 20 Juli 2014, saya menghadiri Seminar Solidaritas untuk Palestina di Aula Muthahhari Bandung. Narasumber yang hadir adalah KH Alawi Nurul Alam Al-Bantani dari Nahdlatul Ulama (NU), KH Jalaluddin Rakhmat dari Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI), dan dua pembicara dari Iran: Sayyid Mohades dan Hujjatul Islam Ebrahim Zargar.

Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat selaku moderator mengawali dengan memaparkan kasus Timur Tengah mulai dari ISIS sampai serangan Israel terhadap Palestina. Sembari mengingatkan dengan pernyataan almarhum Imam Khomeini, ulama dari Iran yang menggelorakan perlawanan kepada Israel dan menuntut kemerdekaan Palestina, bahwa setiap Jum'at terakhir Ramadhan dicanangkan sebagai hari demonstrasi al-Quds. Yayasan Muthahhari selaku lembaga tidak mengerahkan massa untuk demonstrasi, tetapi menggelar seminar untuk memberikan pencerahan umat Islam.

Narasumber yang pertama bicara adalah Ebrahim Zargar yang membahas Palestina, Suriah, dan negara-negara Arab. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang fasih, Ebrahim menyatakan kecewa dengan negara-negara Arab yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam tidak turut membantu Palestina. Negara yang menolak membantu Palestina ini sebagian besar dihuni kaum Muslimin Sunni. Padahal, yang diserang Israel adalah kaum Muslimin Sunni. Hanya kaum Syi'ah dari Lebanon dan Iran yang turut membantu Palestina yang merupakan penduduknya Muslimin Syi'ah.

Pembicara kedua, Kiai Alawi pun menyatakan kecewa dengan negara Islam Sunni yang tidak turut membantu Palestina. Selain Palestina, Kyai Alawi juga menyinggung gerakan ISIS di Timur Tengah hingga gerakan Salafi Wahabi di Indonesia. Menurutnya, Salafi Wahabi yang ada dibalik hancurnya persatuan umat Islam dan menghalalkan darah kaum Muslimin. Gerakan Salafi Wahabi kemudian ISIS yang sedang muncul di Indonesia disinyalir bagian dari Al-Qaeda yang sengaja dihadirkan di Indonesia untuk memcabik persatuan dan persaudaraan umat Islam.

“Saya sudah coba mengajak dialog Athian Ali yang menyebarkan kebencian kepada kaum Muslimin Syi'ah. Sampai sekarang tidak berani menghadapi tantangan saya. Saya juga sudah kirim surat kepada Gubernur Jawa Barat untuk menindak orang-orang yang menyebarkan kebencian dan memprovokasi umat Islam untuk membenci sesama Muslim, khususnya Syi'ah,” ujar Kyai Alawi.

“Saya akan tegas dengan kelompok ISIS dan Salafi Wahabi. Saya bersama NU akan terus melawan mereka. Orang yang menumpahkan darah dan menyebut kafir kepada umat Islam yang tidak segolongan, bukan termasuk Islam,” lanjut Kyai Alawi yang disambut tepuk tangan jamaah.

Pembicara ketiga sedikit berbeda dalam menyikapi Palestina. Sayyid Mohades yang berbicara dengan bahasa Inggris menyampaikan bahwa suatu hari nanti Israel sesuai dengan janji Allah akan hancur binasa. Bukan hanya  Israel, tetapi juga antek-anteknya seperti ISIS, Al-Qaeda, Nusra, dan Salafi Wahabi beserta negara Barat penyokongnya akan dikalahkan.

Begitu pun KH Jalaluddin Rakhmat, selaku pembicara terakhir, menyatakan bahwa umat Islam tidak perlu khawatir dengan Israel karena kekalahannya sudah mulai terlihat berkat serangan roket Hizbullah dari Lebanon.

Kang Jalal—sapaan KH Jalaluddin Rakhmat—juga mengatakan mendukung KH Alawi dalam upaya memperkuat persatuan umat Islam dengan cara memberikan pencerahan bahaya Salafi Wahabi di masyarakat.

“Ayatullah Ali Sistani dahulu melarang ummat Islam Irak untuk melawan gerakan Salafi Wahabi untuk mempertahankan persatuan masyarakat Irak. Sekarang ini dengan adanya ISIS, Ayatullah Sistani menyatakan perang kepada mereka dan ummat Islam Irak diwajibkan untuk turun melawan kezaliman kelompok ISIS,” ungkap Kang Jalal.

“Dahulu saya diam ketika ada yang mencaci Syi'ah dan menyebarkan fitnah terhadap saya dan pengikut Ahlulbait. Dan sekarang, saya setuju dengan tindakan yang dilakukan Kyai Alawi,” tambahnya.

Kang Jalal juga mewanti-wanti masyarakat yang menyumbang untuk Palestina harus pada lembaga yang benar dan jelas disalurkan untuk Palestina. Menurutnya, jangan sampai bantuan salah saluran sehingga tidak sampai dan digunakan oleh orang-orang untuk menzalimi ummat Islam.

Di akhir pembicaraan, Kang Jalal membaca hadis yang menyebutkan fenomena yang sekarang terjadi di Palestina, Irak, dan Suriah merupakan dekatnya dengan kehadiran Imam Mahdi Al-Muntazhar.

Karena sudah terdengar adzan maghrib, seminar ditutup dengan doa dari Sayyid Mohades dan dilanjutkan dengan shalat berjamaah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar