Label

Rabu, 18 Februari 2015

Fase-Fase Metamorfosis Kupu-Kupu


Makhluk hidup seperti apa dan bagaimanakah Kupu-Kupu itu? Secara umum, sebagaimana dapat kita baca dalam buku-buku Biologi atau buku-buku pengetahuan alam lainnya, Kupu-Kupu (dan juga ngengat atau rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis = sisik dan pteron = sayap). Sementara itu, secara sederhana, Kupu-Kupu dibedakan dari Ngengat (alias Kupu-Kupu Malam) berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya.

Yang pertama, yaitu Kupu-Kupu, umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan Ngengat atau Kupu-Kupu Malam kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-Kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, sementara Ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, sedangkan Ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.

Kupu-kupu dan Ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis Ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis. Kupu-Kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia. Kupu-Kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu memiliki nilai penting, yaitu sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Biasanya hidup pada habitat teresterial dan komposisi jenisnya bervariasi menurut kondisi habitatnya.

Keanekaragaman jenis kupu-kupu dan habitatnya sangat luas dari dataran rendah sampai hutan pegunungan tinggi, 0 - 2000 mdpl. Pekarangan rumah merupakan salah satu habitat Kupu-Kupu. Keberadaan Kupu-Kupu dipengaruhi oleh komposisi vegetasi dan kondisi lingkungan sekitar serta besarnya gangguan manusia. Secara ekonomi, Kupu-Kupu mempunyai nilai jual yang tinggi dan merupakan obyek rekreasi. Potensi ekonomi inilah yang menyebabkan Kupu-Kupu banyak diburu oleh wisatawan mancanegara, baik untuk dinikmati keindahannya di alam bebas maupun untuk dikoleksi sebagai kenang-kenangan, atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Kelangsungan hidup Kupu-Kupu sangat ditunjang dengan tersedianya tumbuhan sebagai sumber pakan, baik pada tahap larva (ulat), maupun pada tahap imago (kupu-kupu dewasa), dan tersedianya tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Disamping itu, juga diperlukan faktor cahaya yang cukup, udara yang bersih, dan air sebagai materi yang dibutuhkan untuk menjaga kelembaban linkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup.

Kupu-kupu dewasa rata-rata berumur satu bulan –di alam liar umurnya lebih pendek karena predator, penyakit, maupun faktor lain yang ekstrem, seperti kupu-kupu monarch, mourning cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan, kupu-kupu terkecil hanya berumur satu minggu.

Kupu-kupu hidup dari nektar bunga, beberapa menyukai cairan yang dihisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah. Jumlah jenis kupu-kupu yang telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum di determinasi. Kupu kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang disebut dengan polinator.

Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti serangga lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh tubuh Kupu-Kupu diliputi dengan sesor berupa bulu-bulu halus. Kupu-Kupu betina lebih memilih pasangan kawinnya yang memiliki pupil alias titik putih pada sayapnya.

Kupu-kupu betina tertarik pada kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya ultraviolet oleh pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen berbentuk lingkaran di sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna, dan ukurannya tidak terlalu dipedulikan. Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase, yaitu fase telur, fase larva, pupa, dan imago (dewasa).

Penampilan, peranan, dan aktivitas dari masing-masing fase berbeda. Telur dapat ditemukan di bawah permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat merupakan fase makan, yang bisanya memakan daun tanaman inangnya.

Dalam masa hidupnya, larva mengalami beberapa kali tahapan moulthing yaitu pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase instar. Proses untuk menjadi pupa didahului oleh adanya moulthing pada instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak. Setelah kurang lebih satu minggu, kulit pupa akan mengeras. Setelah fase pupa, lahirlah imago. Sehari setelah menetas, imago sudah dapat melakukan kopulasi. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor imago jantan. Imago betina yang akan bertelur mencari daun untuk meletakkan telurnya.

Fase I (Fase Telur Atau Ovum)

Telur kupu-kupu mempunyai bentuk yang berbeda-beda berdasarkan jenis. Ada beberapa telur, yang diantaranya yang kulitnya seperti karet dan melengket, dan ada yang berbintik-bintik atau ditutupi oleh sesuatu yang berbentuk jala, sedangkan yang lainnya pada umumnya licin. Pada bagian atas dari telur akan terlihat suatu cekungan bila kita menggunakan mikroskop yang baik. Bentuk telurnya juga beraneka ragam, tergantung dari jenisnya. Ada yang berbentuk spiral, oval, bulat atau plat. Waktu yang dibutuhkan dari telur untuk menjadi larva berbeda-beda pada setiap jenis. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu 5 – 7 hari, Troides hypolitus cellularis 8 –10 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu 4 –6 hari.

Fase II (Fase Larva/Ulat Atau Caterpillar)

Fase caterpillar berbeda-beda waktunya pada setiap jenis. Ada yang waktunya sangat pendek, dan ada pula yang beberapa minggu, tetapi yang lainnya mungkin berbulan-bulan (baru bisa berkepompong). Sebagai contoh pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk menjadi kepompong, Troides hypolitus cellularis 28 hari, sedangkan pada Papilio satapses membutuhkan waktu 23 – 24 hari.

Setiap jenis mempunyai bentuk, warna dan bulu ulat yang berbeda, dan memakan pakan yang berbeda pula. Itulah sebabnya, kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada pakan dimana akan menjadi makanan dari ulat bila kelak telur telah menetas.

Biasanya larva Kupu-Kupu mempunyai alat perlindungan dari serangan predator, yakni mengeluarkan osmeterium, yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui suatu alat seperti antena pada bagian kepala dari ulat tersebut.

Fase III (Fase Kepompong Atau Pupa)

Jika pertumbuhan larva telah sempurna, maka larva mencari tempat-tempat khusus untuk melakukan transformasi dan dapat saja meninggalkan sumber pakannya atau memasukkan dirinya kedalam tanah. Pada pase pupa, ulat akan mengalami fase istirahat dimana fase ini digunakan untuk membentuk sel-sel imago dan merupakan masa persiapan untuk penggantian kulit sebelum terjadi pergantian kulit yang tetap pada fase imago.

Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda. Sebagai contoh, misalnya, Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hiaju muda yang lambat laun akan berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada Papilio satapses mempunyai pupa yang berwarna hijau kekuningan, yang lambat laun akan berubah menjadi coklat. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda pada setiap jenis. Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitus cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu jug 14 hari.

Fase IV (Fase Kupu-Kupu Atau Imago)

Pada fase ini ulat yang berkepompong telah berubah menjadi Kupu-Kupu yang sebenarnya. Kupu-Kupu tersebut telah diperlengkapi dengan alat yang penting untuk digunakan atau cocok untuk digunakan pada ranting, atau objek lainnya dimana Kupu-Kupu ini akan menggantung atau bertengger, yang biasanya dalam posisi yang terbalik dan merupakan posisi penting dalam mengambil tempat. Peralatan ini adalah berupa sayap, antena untuk mencium, probosis (belalai) digunakan untuk mengisap atau memakan, dan kaki untuk bertengger. Setiap jenis mempunyai umur imago yang berbeda-beda. Pada jenis Graphium agamemnon, umur imago bisa mencapai 50 – 59 hari, Troides hypolitus 9 - 10 hari, sedangkan Papilio satapses hanya berumur 13 - 14 hari. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar