Label

Rabu, 10 Juni 2015

Dua Rahim Kata


Pesan Schimmel untuk Penyair dan Penerjemah

Oleh Sulaiman Djaya (esais dan penyair)

Sebelum meninggal, Annemarie Schimmel menulis puisi (yang mirip dengan puisinya W.B. Yeats yang berjudul Aedh Menggelar Kain dari Surga): “Sang pencinta, menenun satin dan brokat dari air mata, duhai sahabat, agar dapat menghamparkannya suatu hari, di bawah telapak kakimu...dan aku menenun sutera kata-kata yang selalu baru hanya untuk menyembunyikanmu.”

Sebagaimana kita tahu bersama, kata-kata dapat melahirkan kebajikan sekaligus dapat dijadikan sebagai senjata keburukan, semisal dapat digunakan untuk mengungkapkan cinta dan persahabatan sekaligus dapat digunakan untuk menyebar fitnah dan dusta. Dalam hal inilah, Schimmel berjuang dengan kata-kata untuk mengurangi kesalah-pahaman Barat terhadap Islam dan dunia Islam.

Di musim semi 1996, Schimmel, perempuan berperawakan mungil itu menjadi satu-satunya pusat perhatian dalam pertemuan yang dihadiri para penulis, penerbit, dan pejabat tinggi Jerman, termasuk Presiden Roman Herzog. Saat itu ia berbicara tentang kata. "Kata yang baik laksana pohon yang baik...”, demikian dia mengutip Al-Qur’an.

"Kata diyakini sebagai suatu kekuatan kreatif oleh sebagian besar agama di dunia; katalah yang mengantarkan wahyu; kata diamanahkan kepada umat manusia sebagai titipan yang harus dijaga, jangan sampai ada yang teraniaya, terfitnah, atau terbunuh oleh kata-kata," demikian paparnya.

"Kata memiliki kekuatan yang tak dapat kita ukur. Dan pada kekuatan kata inilah terletak tanggung jawab para penyair, lebih-lebih lagi para penerjemah, karena satu kesalahan samar saja dapat memicu kesalahpahaman yang berbahaya." (Terjemah inskripsi Arab –Hadits Imam Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah- pada Nisan Schimmel: “Seluruh manusia tertidur pulas. Ketika ajal tiba, mereka baru sadar”) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar