Label

Senin, 29 Juni 2015

Gerimis Saatku Bangun




Puisi Sulaiman Djaya

Saatku terbangun dengan nyala api di hatiku,
gerimis telah meninggalkanku dalam sedih.

Daun-daun tersenyum lembut,
burung-burung membacakanku sebuah puisi.

Mataku yang lembab kembali membara
oleh gairah riang kanak-kanak.

Aku tak ingat lagi apa yang dulu
Kau titipkan –yang kini kugenggam.
Aku tak ingat dengan apa Kau mencipta bara

sepasang mataku –yang kadang membuatku
tak dapat melihat mereka yang padam

bila hati-ku terlampau membara karena cinta.
Kutahu setiap gerak adalah langkah dan tangan

karena keriangan yang tak pernah lelah –kutahu
Kaulah yang menyulut gairah siang-malamku.

(2010) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar