Label

Selasa, 05 April 2016

Rusia, Bizantium & Turki



Di tahun 500 Sebelum Masehi, sejumlah orang yang tinggal di Rusia disebut sebagai bangsa Skythia (Scythia) –bangsa yang pernah dihantam Bangsa Persia. Bangsa Rusia pun mengalami masa-masa sulit antara 300 dan 600 Masehi, ketika mereka diserbu oleh suku Ostrogoth, Avar, dan Hun (bangsanya Atila).

Namun, pertama kali orang-orang tersebut bersatu dalam satu negara adalah kira-kira pada tahun 800 Masehi.

Pada masa tersebut, salah satu kelompok bangsa Viking yang disebut orang Rus dari Skandinavia (Norwegia, Denmark, dan Swedia modern) mendapati bahwa mereka dapat berdagang dengan Kekaisaran Bizantium di Laut Hitam dengan melayari sungai Volga dan Deiper, melalui Rusia.

Ketika hal itu berlangsung pada masa 800-an Masehi, mereka bertemu dengan bangsa Slav, yang juga sedang bergerak ke arah Rusia. Kemudian, bersama-sama, bangsa Viking dan Slav menyatukan Rusia menjadi satu kerajaan dengan ibukotanya di Novgorod.

Kerajaan Rusia di Abad Pertengahan ini, yang juga acapkali disebut sebagai Kekhaganan Rusia, hanya meliputi bagian paling barat dari Rusia modern, namun meliputi pula Ukraina modern.

Secara berangsur-angsur, berkat perdagangan Viking, negara baru Rusia menjadi semakin dekat dengan Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur). Dan dapat pula dianggap lumrah, Kekaisaran Bizantium ingin penduduk Rusia memeluk Kristen (Ortodoks). Hingga sekitar tahun 1000 Masehi, orang-orang Rusia pun akhirnya memeluk Kristen (Ortodoks), dan mulai membangun gereja seperti yang ada di Konstantinopel (Istanbul).

Pada tahun 1067 M, ibukota Rusia dipindahkan dari Novgorod ke Kiev (kini ibukota Ukraina), sehingga negara ini kemudian disebut Rus Kiev (Kievan Russia).

Rusia pun berangsur-angsur menjadi negara terbesar di Eropa, dan rakyatnya menjadi makmur, melakukan perdagangan dengan Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur), Kekhalifahan Islam Arab-Persia yang berpusat di Irak dan Iran, serta dengan bangsa-bangsa di Asia Tengah.

Hanya saja, pada tahun 1200-an Masehi, Rusia menjadi lemah akibat perang saudara, dan Kekaisaran Mongol menyerang Rusia serta berhasil menaklukan bagian timurnya. Sementara itu, Polandia dan Lithuania merebut bagian baratnya.

Kekaisaran Mongol mempermudah perdagangan melintasi Asia, dan Rusia menjadi kaya dari perdagangan ini. Namun pada awal 1300-an, perdagangan juga membawa wabah ke Rusia, dan Maut Hitam, yang menewaskan banyak orang, menyebar ke Eropa.

Sementara itu, Zaman Es Kecil membuat Asia Tengah menjadi lebih dingin dari sebelumnya, sehingga sulit melakukan pertanian. Ini melemahkan Kekaisaran Mongol hingga akhirnya Mongol runtuh. Rusia pun secara perlahan-lahan kembali merdeka dan bangkit dari keterpurukannya akibat tekanan Kekaisaran Mongol.

Pada tahun 1462 Masehi, Ivan Agung menjadi Adipati (Duke) Agung Rusia. Dan Ivan Agung pun memerangi Bangsa Mongol dan memerdekakan Rusia dari penjajahan Mongol. Selanjutnya, pada tahun 1478 M, Ivan juga menaklukan kerajaan tetangganya, Novgorod, dan tak lama setelah itu ia menaklukan beberapa kerajaan kecil lainnya di dekat Rusia.

Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya pada tahun 1453 Masehi, Turki Utsmani menaklukkan Konstantinopel (kini Istanbul, Turki). Sejak itu para sultan Turki Utsmani menganggap diri mereka sebagai Kaisar Romawi Timur (Bizantium), namun para uskup Rusia menganggap bahwa hal itu sesuatu yang sangat tak berdasar dan ngawur, karena menurut mereka Kaisar Romawi Timur (Bizantium) haruslah orang Kristen (Ortodoks).

Atas alasan dan dasar itulah, Ivan Agung pun memutuskan bahwa dirinya layak menjadi Kaisar Romawi Timur (Bizantium Kristen Ortodoks) yang baru –dengan dukungan para uskup dan para patriarkh Kristen Ortodoks. Ia (Ivan) pun menikahi putri Bizantium, Sophia Palailogia, yang membawa tradisi Konstantinopel (Istanbul) ke Moskow. Ivan mulai menyebut dirinya Kaisar (Tsar) Bizantium Rusia, seperti para Kaisar Bizantium terdahulu.

Sebagai Tsar, Ivan merasa bahwa ia memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada seorang Adipati. Ia pun mulai berhenti menuruti para boyar (tuan tanah), dan ia menulis kode hukum baru. Ivan juga mulai menjalin hubungan dengan para penguasa Hunggaria, Turki Utsmani, dan negara-negara lainnya.

Dan puncaknya, setelah Adipati (Duke) Casimir dari Lithuania meninggal pada tahun 1492 Masehi, Ivan pun berhasil menguasai sebagian besar Lithuania sebelum akhirnya ia sendiri meninggal pada tahun 1505 Masehi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar