Label

Selasa, 12 April 2016

Onani Diri Ad Hominem Zakir Naik


oleh Ilham Ibrahim

Rasa penasaran saya memuncak ketika ada seorang kawan membagikan sebuah video di youtube, judulnya cukup membius nurani dan akali: “Dr. Zakir Naik Menghancurkan Argumen Mahasiswa Ateis”. Wiih, kata saya dalam hati.

Semoga khalayak ramai yang akan membaca tulisan dari penulis yang Maha Sok Tahu ini telah menonton dagelan yang dilakukan Zakir Naik dalam durasi 10 menit 52 detik, jika belum karena nggak punya kuota, beli! Jika males beli, pesan secangkir kopi di café terus manfaatkan wifi seganteng mungkin.

Okay, banyak orang terutama Felix Siauw Lovers yang terkagum-kagum akan penjelasan Zakir Naik tentang masalah evolusi ini hingga onani pun tak bisa dihindari, crot! Seakan Zakir Naik adalah fasilitator faping dalam menggebu-gebunya birahi untuk mencari kesalahan evolusi, cairan kentalnya secara crot! dimana-mana, seperti tak mempunyai etika beronani, mereka sukses mendapatkan fantasi yang luar biasa dari Zakir Naik, sehingga apa yang dikatakan oleh Zakir Naik adalah kebenaran mutlak yang tidak bisa digugat ke Mahkamah Konstitusi.

Pertanyaan pokok dari mahasiswa kedokteran yang bernama Adnan Jahangir ini sebenarnya sederhana namun cukup untuk membuat pusing kepala Berbie: Apa pandangan Islam tentang evolusi?

Menurut saya, cara Zakir Naik menjawab, sungguh tidak beradab. Ia terjebak dalam kolam lumpur jahannam yang bernama ad-hominem, menyerang pribadi lawan debatnya. Suatu hal yang tidak pernah dilakukan dalam perdebatan antara Al-Ghazali vs Ibnu Rusyd tentang filsafat atau twitwar antar seleb twit: Ustadz@Sahal_AS vs @Jonru, maupun ulama terdahulu.

Benar kata Syed Nequid Al-Attas, faktor utama kemunduran umat Islam adalah "the lost of adab" dan perilaku Zakir Naik ini membenarkannya.

Pada ke menit 02:04, menurut Zakir Naik, tidak ada satu pun buku yang membicarakan tentang fakta evolusi. Benarkah? Ketahuilah saudara-saudaraku yang beronani, kemungkinan besar Zakir Naik ini tidak mempunyai waktu yang lapang untuk membaca buku Selfish Gene, The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution dan The Blind Watchmaker karya Richard Dawkins, hidupnya habis hanya untuk dakwah tapi sayangnya mendakwahi dirinya sendiri tidak pernah sehingga ia terlalu cepat untuk menyimpulkan kemudian disampaikan pada jamaah yang sedang sange tentang kesalahan evolusi.

Ada kemungkinan besar yang dibaca oleh Zakir Naik untuk memahami evolusi ini adalah buku puisinya Harun Yahya yang berjudul "Atlas of Creation".

Kemudian pada menit selanjutnya, retorika Zakir Naik sukses membuat kagum orang-orang yang sedang beronani di hadapannya, menurutnya teori evolusi hanyalah sebuah teori, bukan fakta. Jika pernyataan ini sampai terdengar ke telinga Richard Dawkins, kemungkinan kecil, dia akan marah, kemungkinan besarnya, dia akan menulis buku lagi yang berjudul “The Zakir Delusion”.

Si Mahasiswa kedokteran ini benar, kasus evolusi sama seperti gravitasi. Dahulu kala nih, ada seorang bujang sedang beristirahat di sebuah pohon apel, kemudian buahnya jatuh mengenai kepala si bujang itu. Fenomena jatuhnya apel tersebut kemudian dikembangkannya dan melahirkan sebuah teori gravitasi.

Nah, teori gravitasi dari Newton ini baru menjadi fakta setelah Einstein menemukan Teori Relativitas Umum. Hal ini sama dengan evolusi. Dulu Darwin hanya menawarkan “Teori”nya, namun berselang satu abad kemudian dibuktikan dan menjadi fakta oleh para pengikutnya, kalian bisa tanya langsung sama Richard Dawkins, doi aktif di twitter, @richarddawkins. Jadi, klaim Zakir Naik tentang evolusi hanyalah sebuah teori, bukan fakta, sungguh terrrlaluu!

Karena itulah, sebenarnya pengetahuan Zakir Naik tentang evolusi ini kurang lebih sama seperti otak manusia 157 tahun yang lalu ketika Charles Darwin menerbitkan bukunya: The Origin of Species pada tahun 1859. Dimana ia masih berpedoman bahwa evolusi adalah teori.

Kesalahpahaman Zakir Naik tentang evolusi ini semakin membuat kejang-kejang orang yang sedang beronani, menurutnya manusia berasal dari monyet/kera. Menurut saya, ini asumsi yang sudah paling usang dan harus dikubur hidup-hidup agar tidak ada dusta di antara kita. Saya tantang bagi siapa pun untuk menunjukan dan memperlihatkan, adakah kutipan dari para evolusionis, misal dari buku Charles Darwin "the origin of species" atau dalam buku Richard Dawkins "Selfish Gene", yang menyatakan bahwa MANUSIA BERASAL DARI KERA?

Jika ada tolong tunjukan halaman berapa. Namun jika tidak ada, plis berhentilah untuk onani berjamaah, sebab sampai usiamu melebihi jumlah asmaul husna pun takkan pernah menemui tulisan dari para evolusionis yang menyatakan bahwa MANUSIA BERASAL DARI MONYET ATAU KERA.

Perlu diingat bahwa klaim manusia berasal dari kera itu datangnya dari para Kreasionis, bukan dari Evolusionis. Saya tidak pernah mendapatkan kutipan atau ungkapan dari semua buku-buku evolusionis yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Menurut mereka, kera hanyalah dipandang sebagai "sepupu jarak jauh". Itu artinya, semua makhluk hidup baik yang di air atau di bumi juga sama seperti kera: sepupu jarak jauh.

Ada pun manusia mempunyai bentuk yang hampir mirip dengan kera, itu karena 97% DNA kita sama dengan kera menurut seorang peneliti dari Washington University's Genome Center, Richard Wilson. Ini sama halnya dengan harimau dan kucing di pinggir kota yang memiliki kesamaan DNA sekitar 98%. Ini ilmiah, ini fakta, Zak!

Jika kita jeli melihat video ini, sebenarnya mahasiswa kedokteran ini telah berhasil memojokan Zakir Naik dan membuat kaget manusia yang sedang masuk tahap klimaks dalam beronani riya, tapi karena arogansi yang lebih dimunculkan ketimbang argumen cerdas dari seorang Zakir Naik, maka dia dengan keras untuk menghentikan mahasiswa ini disertai dengan bahasa yang mengerikan: "ilmu kamu lemah", “saya seorang dokter”.

Zakir Naik, belagu kayak si Boy. Jadi, mengapa Zaik Naik "mengusir" Adnan Jahangir? Apakah karena kehabisan waktu? BUKAN. Tapi, karena Zaik Naik sudah hafal betul, jika diteruskan, maka ia akan kalah.

Saya juga terheran terhadap orang yang anti dengan teori evolusi, sebab begini, bagaimana mungkin kita bisa menolak evolusi, sedangkan yang dapat menjelaskan dengan sangat sederhana sesuatu yang rumit: kompleksitas, adalah evolusi. Dalam evolusi, kompleksitas mahluk hidup bisa dimengerti karena adanya seleksi alam. Nah menurut Dawkins, seleksi alam ternyata bekerja pada tahap gen. Gen yang tidak mampu mereplikasi diri, kata Dawkins, berarti gagal berevolusi.

Bagaimana dengan teori penciptaan? Apakah menjelaskan kompleksitas makhluk hidup hanya dengan "kun! fayakun”, jadilah! Maka jadi? Sekian dari saya, semoga fans Zakir Naik menghentikan kegiatan onani berjamaahnya.

1 komentar: