Label

Selasa, 14 Juli 2015

Kesaksian Pangeran Saudi Soal Syi’ah





Pangeran Turki bin Bandar bin Muhammad bin Abdurrahman Al Saud, yang menentang rezim Kerajaan Arab Saudi dan tinggal di Paris, Perancis, dalam “Dialogue Club” yang rutin dia adakan tiap pekan di kediamannya beberapa waktu lalu memberikan pernyataan yang kontroversial. Menurutnya, Muslim Syi’ah–yang sangat dibenci oleh kerajaan Wahabi Saudi–lebih baik dari Muslim Salafi (Wahabi) –yang merupakan ideologi yang dianut elit Arab Saudi. Alasannya, Muslim Syi’ah lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berziarah ke “Al-Hussein”–cucu Nabi Saw–sedangkan Muslim Salafi (Wahabi) membunuh untuk mendekatkan diri kepada Setan, sekalipun mereka mengira aksi pembunuhan itu bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Pangeran yang dikenal lantang ini melanjutkan pernyataannya bahwa orang Syi’ah tidak pernah melakukan yang dilarang agama. Tapi orang Salafi (Wahabi) melakukan perbuatan keji yang dilarang oleh agama dan diharamkannya yaitu melakukan pembunuhan jiwa.

“Saya dikafir-kafirkan oleh para ulama jahat di Saudi dengan alasan karena saya mengkritik Raja dan menolak kepemimpinannya. Sekalipun ini adalah hak pribadi saya sebagai manusia,” tegasnya. “Dulu saya mendengar bahwa orang-orang Syi’ah itu kafir karena mereka menolak kekhilafahan Abu Bakar, Umar dan Usman. Sekarang saya meyakini benar bahwa siapa yang menolak pemimpin politik itu dikafir-kafirkan oleh para ulama yang jahat penjilat pemimpin tersebut, karena Abu Bakar, Umar dan Usman adalah pemimpin politis dan adalah hak rakyat untuk menolaknya dan ini adalah puncak demokrasi. Dari sini muncul kata-kata “rawafidh /para pembangkang” yang dimaksudkan adalah siapa saja yang menolak pemerintahan Abu Bakar, Umar dan Usman, yang dewasa ini disebut dengan “oposisi” dan ini tidak jelek dan tidak haram, tidak bagi Syi’ah, juga bagi setiap oposisi yang menentang pemeritahan di mana saja dan kapan saja,” kata Sang Pangeran yang menetap di Paris ini.

Selanjutnya Pangeran Turki menambahkan bahwa ketika dia sebagai perwira di Kementerian Dalam Negeri Saudi, Bagian Intelijen, selama satu tahun, disebutkan di situ ada departemen yang disebut dengan “Departemen Rawafidh” yang mempunyai anggaran sama dengan jumlah anggaran tiga negara berikut ini: Tunisia, Yordania dan Yaman. Di antara tugasnya adalah melakukan konspirasi terhadap Syi’ah dengan cara menjelek-jelekkan mereka melalui penerbitan buku-buku palsu yang dipenuhi kebohongan yang dibagikan kepada para jamaah haji di musim haji. Bahkan sampai pada hasutan untuk membunuh orang Syi’ah. Sumber: http://www.observerme.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar